Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Belakang Rumah Dinas, Bupati Ini Kelola Sampah Jadi Pupuk hingga Campuran Aspal

Kompas.com - 02/08/2019, 10:33 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Sejak setahun terakhir sampah menjadi persoalan serius di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten (pemkab) Banyumas untuk menekan dan mengolah sampah agar lebih bermanfaat.

Bupati Banyumas Achmad Husein turun tangan langsung untuk mengurai persoalan sampah. Husein mendorong pengelolaan sampah, khususnya jenis organik selesai di sumbernya dengan mengolahnya menjadi pupuk.

Seperti yang dilakukan Husein sejak beberapa bulan terakhir. Di halaman belakang rumah dinasnya, Husein mengolah sampah organik menjadi pupuk secara sederhana dengan sistem komposter.

Sampah organik dari rumah dinas ditampung dalam sebuah tong plastik bekas yang telah dimodifikasi menjadi komposter. Tumpukan sampah kemudian disemprot dengan cairan probiotik hasil temuan seseorang.

"Saya mulai sebelum lebaran, lebaran kan sampah banyak sekali. Saya masukkan ke komposter, kemudian saya semprot dengan cairan itu, tadinya penuh, kemudian menyusut jadi seperempat, cepat sekali, sekitar enam hari," kata Husein, baru-baru ini.

Baca juga: Kisah Petinju Peraih WBC dan IBF Jadi Kuli Bangunan: Upah Kuli Lebih Besar Dibanding Petinju

Padatan sampah organik dalam komposter, kata Husein, dapat langsung dijadikan sebagai pupuk. Selain itu, cairan yang keluar dari komposter juga dapat dijadikan pupuk cair, namun harus diproses terlebih dahulu.

"Selama dua bulan terakhir saya tidak pernah buang sampah (organik). Mungkin ini cara terbaik yang bisa dilakukan masyarakat agar sampah rumah tangga tidak keluar rumah," ujar Husein.

Rencana dalam waktu dekat, metode tersebut akan diujicobakan di masyarakat. Perusahaan milik daerah akan menyumbang komposter, sedangkan cairan probiotik dapat diganti dengan cairan campuran buah busuk dan terasi.

"Saya memikirkan gini,kalau masyarakat tidak punya tanaman, pupuk yang dihasilkan tidak terpakai. Saya punya ide pupuk dari masyarakat kita beli, kita kasih ke petani secara gratis. Nanti diuji coba mulai dari dasawisma dulu," kata Husein.

Baca juga: Kisah Warkop Elisabeth, Ikon Kuliner Kota Medan yang Digusur dan Tinggal Kenangan

Selain sampah organik, pemkab juga akan memanfaatkan plastik kresek untuk campuran aspal. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah mendapatkan bantuan sejumlah alat pencacah plastik dari pemerintah pusat.

Husein mengatakan limbah tas kresek dari masyarakat akan dibeli pemkab. Secara bertahap, aspal campuran plastik tersebut akan digunakan pada proyek pembangunan jalan yang dilakukan pemkab.

"Plastik tas kresek rencananya untuk campuran aspal, keuntungannya penggunaan aspal jadi lebih hemat. Alat pencacah plastik sudah ada dari Presiden, paling lambat bulan Oktober nanti sudah bisa dimulai," ujar Husein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com