Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu TKW Sri Wahyuni, Diperdagangkan dan Disiksa Majikan di Arab Saudi

Kompas.com - 29/07/2019, 06:32 WIB
Fitri Rachmawati,
Khairina

Tim Redaksi

 

 

LOMBOK, KOMPAS.com - Alih-alih bisa mengubah kehidupan dan memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya, Sri Wahyuni (25), TKW asal Dusun Pesanggaran, Desa Serumbung, Lembar, Lombok Barat justru menerima siksaan demi siksaan dari majikannya di Riyadh, Arab Saudi.

Mulai dari sayatan pisau, pukulan ke wajah dan mata hingga siraman air panas diterimanya berkali-kali selama bekerja hingga Sri berhasil melarikan diri dan kini dirawat di KJRI Jeddah.

Nurasiah (45), ibu tiri Sri, telah menganggap Sri seperti anak kandung sendiri. Dia merasa sakit dan terpukul atas apa yang dialami Sri.

Baca juga: Derita TKW asal Lombok, Dijual Rp 110 Juta hingga Disiksa dan Disiram Air Panas di Arab Saudi

Pada Kompas.com, Sabtu (27/7/2019), Nurasiah menuturkan bagaimana Sri berangkat, mendapat siksaan, hilang kontak, hingga dikabarkan dalam kondisi memprihatinkan.

Ketika Sri berangkat 24 Desember 2017 silam, setelah sebulan bekerja di Riyadh, Sri sempat menelpon Munakarah, sang bibi dan berkabar kerap mendapat siksaan dari majikan.

"Dia bilang saya disiksa di sini, carikan saya tekong yang berangkatkan dan pulangkan saya, saya sudah tidak tahan," tutur Nurasiah.

Setelah telepon itu, semua keluarga panik mencari tekong yang memberangkatkan Sri. Sang tekong kemudian memberikan nomor kontak seseorang di agensi di Riyadh.

Saat keluarga menelpon agensi, mereka justru meminta keluarga Sri menelepon dan menanyakan nasib Sri pada tekong.

"Mereka saling lempar tanggung jawab, setelah terus kami desak, 28 Januari 2019, agen berhasil menelepon majikan Sri, tetapi pihak agen diminta tidak menelpon dan menganggu anak saya, karena sedang sibuk bekerja," kata Nurasiah.

Setelah beberapa jam, Bibi Sri menelpon melalui pesan suara WhatsApp setelah mendapat nomor majikan dari agen yang gagal berkomunikasi dengan Sri.

"Saudara saya, bibinya Sri, memang berhasil mengirim pesan suara tetapi setelah itu nomornya diblokir majikan Sri," kisah Nurasiah.

Keluarga berjuang selamatkan Sri

Diblokirnya nomor kontak keluarga Sri oleh majikan tidak membuat Saharuddin dan Nurasiah berhenti berjuang mendapatkan kabar tentang Sri Wahyuni.

Saharuddin, ayah Sri terus memburu sang tekong menanyakan kabar dan keberadaan anaknya, hingga tekong meminta sejumlah dokumen seperti fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kartu Keluarga (KK) dan nomor kontak keluarga.

Setiap minggu dan bulan Sahruddin terus menanyakan kabar anaknya. Hingga tekong mengatakan agar Saharuddin menunggu saja kabar selanjutnya karena telah berhasil menelpon majikan Sri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com