Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Prajurit TNI Diserang KKB di Nduga, Terjadi Saat Istirahat hingga 1 Orang Gugur

Kompas.com - 22/07/2019, 13:50 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com — Kelompok seperatis di Kabupaten Nduga, Papua, kembali berulah, Sabtu (20/7/2019). Kali ini, ulah kelompok separatis tersebut kembali menelan korban jiwa.

Satu anggota TNI bernama Prada Usaman Hambelo gugur saat bertugas. Usaman yang merupakan personel pengaman pembangunan Jalan Trans-Papua disebut terkena tembakan di bagian pinggang.

Informasi yang diperoleh Kompas.com, kelompok seperatis bersejanta (KSB) menyerang TNI yang tengah bertugas mengamankan pembangunan Jembatan Yuguru-Kenyam, yang merupakan proyek pembangunan Jalan Trans-Papua.

Berikut fakta lengkapnya:

1. Kronologi penembakan

Ilustrasi penembakan.Shutterstock Ilustrasi penembakan.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Inf M Aidi menjelaskan, peristiwa penembakan itu terjadi ketika pasukan TNI yang mengawal pembangunan Jalan Trans-Papua sedang beristirahat dan melaksanakan ibadah shalat.

Secara tiba-tiba, para personel TNI diserang oleh kelompok separatis dari arah semak belukar.

Menurut Aidi, pelaku penembakan hanya berjarak sekitar 300 meter dari lokasi para prajurit TNI beristirahat. Pasukan TNI berusaha membalas tembakan dan melakukan pengejaran.

Baku tembak antara anggota TNI dan kelompok separatis terjadi cukup singkat.

"Namun, dengan pertimbangan keamanan, karena medan belukar yang sangat tertutup dan banyak jurang yang curam, pengejaran dihentikan," ujar Aidi.

Baca juga: Kronologi Penembakan Satu Anggota TNI yang Gugur di Nduga

2. Satu anggota TNI gugur

Ilustrasi jenazah. Ilustrasi jenazah.

Setelah peritiwa itu, lanjut Aidi, pasukan TNI melakukan konsolidasi dan pengamanan setempat. Setelah dilaksanakan pengecekan personel, ternyata satu orang prajurit atas nama Prada Usman Hambelo mengalami luka tembak di bagian pinggang sebelah kanan.

"Kejadian tersebut segera dilaporkan ke satuan atas untuk mendapatkan bantuan heli dalam rangka evakuasi karena satu-satunya sarana angkutan menuju TKP hanya dengan pesawat heli. Namun, karena cuaca hujan di wilayah Nduga, evakuasi tidak dapat dilaksanan hingga malam hari ini," ujar Aidi.

Prada Usaman disebut mengembuskan napas terakhir pada pukul 14.10 WIT.

"Dia adalah pasukan TNI yang gugur sebagai pahlawan pembangunan," kata Aidi.

Baca juga: Kelompok Separatis Kembali Berulah, Satu Anggota TNI Gugur di Nduga

3. Bukan yang pertama

Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf. Muhammad AidiKOMPAS.com/Dhias Suwandi Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf. Muhammad Aidi

Menurut Aidi, kelompok separatis tersebut tercatat pernah melakukan pembantaian warga sipil. Mereka juga pernah menembak pesawat yang menjadi sarana angkutan utama bagi rakyat Nduga.

Kemudian, kelompok tersebut juga melakukan pemerkosaan dan penganiayaan terhadap sejumlah guru dan tenaga medis di Mapenduma.

Selain itu, beberapa waktu lalu mereka melakukan pembantaian secara sadis terhadap puluhan pekerja jembatan karyawan PT Istaka Karya. Bahkan, mereka menyerang Pos TNI yang mengakibatkan anggota TNI gugur dan luka-luka.

Baca juga: TNI Sebut Tewaskan Seorang KKB Anak Buah Egianus Kogoya dalam Baku Tembak di Nduga

4. Pelaku berjumlah 4-5 orang

Ilustrasi penyeranganHANDINING Ilustrasi penyerangan

Pelaku yang diduga anggota kelompok pimpinan Egianus Kogoya tersebut diperkirakan berjumlah 4-5 orang.

"Pasukan TNI berusaha membalas tembakan dan melakukan pengejaran. Namun, dengan pertimbangan keamanan, karena medan belukar yang sangat tertutup dan banyak jurang yang curam, pengejaran dihentikan," ujar Aidi, Sabtu malam.

Baca juga: Antisipasi Ancaman KKB, Polda Papua Siagakan Personel di Nduga

Sumber: KOMPAS.com (Jhon Roy Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com