Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjugan Menteri Susi di Anambas, Indonesia Negara Kedua Penyumbang Sampah di Laut hingga Larang Tangkap Ikan Napoleon 4 Kg

Kompas.com - 21/07/2019, 11:37 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, Kabupaten Kepulauan Anambas memiliki peran penting bagi NKRI, karena menjadi kabupaten terluar yang berbatasan dengan banyak negara.

Dalam kunjungannya kerjanya ke Kabupaten Kepualaun Anambas, Provinsi Kepulauan, pada tanggal 16-18 Juli 2019, Susi meminta kepada penangkapan ikan napoleon dibatasi.

Ikan napoleon yang boleh ditangkap berukuran 8 ons hingga 4 kg, jika lebih dari 4 kg maka harus dilepas untuk indukan di alam.

Selain itu, Susi juga meminta agar masyarakat di Kepualaun Anambas tidak membuang sampah plastik ke kolong rumah dan langsung ke laut.

Berikut fakta lengkapnya:

1. Anambas punya peran penting bagi NKRI

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap pulau terdepan yang ada di Kepulauan Riau, seperti Anambas bisa jadi pioner utama industri perikanan dan pariwisata kelautan.
HUMAS KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap pulau terdepan yang ada di Kepulauan Riau, seperti Anambas bisa jadi pioner utama industri perikanan dan pariwisata kelautan.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, Kabupaten Kepulauan Anambas, memiliki peran penting bagi NKRI, karena menjadi kabupaten terluar yang berbatasan dengan banyak negara.

Hal tersebut disampaikan saat Menteri Susi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan, pada tanggal 16-18 Juli 2019.

“Di sini ada laut cina selatan yang berbatasan dengan Singapura, Vietnam, Malaysia, Tiongkok, Filipina, Thailand, sehingga memiliki titik tawar penting bagi NKRI”, ucapnya.

Baca juga: Menteri Susi: Berada di Perbatasan, Anambas Punya Peran Penting Bagi NKRI

 

2. Banyak terumbu karang yang rusak

Kondisi terumbu karang yang sebagian rusak, diambil dari salah satu daerah dekat lokasi Ekpedisi Pemantauan Terumbu Karang untuk Evaluasi Dampak di Flores Timur dan Alor, Nusa Tenggara Timur, Minggu (30/3/2014).KOMPAS/Didit Putra Erlangga Rahardjo Kondisi terumbu karang yang sebagian rusak, diambil dari salah satu daerah dekat lokasi Ekpedisi Pemantauan Terumbu Karang untuk Evaluasi Dampak di Flores Timur dan Alor, Nusa Tenggara Timur, Minggu (30/3/2014).

Namun dalam kunjungan ke beberapa pulau, Menteri Susi mengaku banyak menemukan terumbu karang di kedalaman 2-4 meter yang rusak akibat destructive fishing dengan cara di bom dan menggunakan potasium.

Dihadapan para nelayan di Pulau Siantan, Rabu (17/7/2019), Menteri Susi berharap agar pengusaha ikan hidup tidak lagi menerima hasil tangkapan dan menyuplai potasium ataupun bahan dinamit kepada nelayan untuk menangkap ikan.

“Jika masih ada, saya akan kunci izin kapal Hongkong (pengangkut ikan hidup) ke daerah sini. Ilegal fishing yang mencuri ikan pakai jaring sudah hilang. Tolong dihargai setelah dijaga keamanan, masak mau dirusak pakai bom dan potas, tidak boleh”, tegasnya.

Baca juga: Banyak Kapal Besar Menangkap Ikan, Nelayan Anambas Curhat kepada Menteri Susi

 

3. Larang tangkap ikan napoleon seberat 4 kg

Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, naik kayak memantau laut Bitung di Kawasan Pelabuhan Perikanan Negara (Perikani) Bitung, Minggu (19/8/2018). 
TRIBUN MANADO/ANDREAS RUAUW Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, naik kayak memantau laut Bitung di Kawasan Pelabuhan Perikanan Negara (Perikani) Bitung, Minggu (19/8/2018).

Menteri Susi mengatakan bahwa penangkapan ikan napoleon dibatasi. Menurutnya, ikan napoleon yang boleh ditangkap adalah berukuran 8 ons hingga 4kg. Jika lebih dari 4 kg, maka harus dilepas untuk indukan di alam.

Hal tersebut disampaikan Menteri Susi dihadapan para nelayan di Pulau Siantan, Rabu (17/7/2019).

“Pemerintah membuat aturan supaya ikan-ikan tetap produktif, ada dan banyak. Jika sedikit, hanya cukup untuk makan tidak cukup untuk menghidupi keluarga, sekolah anak-anak kita”, jelasnya.

Baca juga: Menteri Susi Larang Tangkap Ikan Napoleon Seberat 4 Kg, Ini Alasannya...

 

4. Minta warga tidak buang sampah di kolong rumah

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito (kedua kanan), Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (ketiga kanan) dan Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono (keempat kanan) berada di depan sejumlah kapal nelayan Vietnam saat penenggelaman di Pulau Datuk, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019). Kementerian Kelautan dan Perikanan menenggelamkan 13 dari 51 kapal nelayan asing asal Vietnam yang ditangkap karena mencuri ikan di Perairan Indonesia.ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) didampingi Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito (kedua kanan), Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji (ketiga kanan) dan Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono (keempat kanan) berada di depan sejumlah kapal nelayan Vietnam saat penenggelaman di Pulau Datuk, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019). Kementerian Kelautan dan Perikanan menenggelamkan 13 dari 51 kapal nelayan asing asal Vietnam yang ditangkap karena mencuri ikan di Perairan Indonesia.

Menteri Susi meminta agar masyarakat di Kepulauan Anambas tidak membuang sampah plastik ke kolong rumah dan langsung ke laut.

Tak hanya itu, Menteri Susi juga menyampikan nasihat agar masyarakat Anambas dapat menjaga hutan dengan tidak lagi menebang pohon agar air tawar dapat terus tersedia, mengingat pulau-pulau di Anambas tidak memiliki sungai besar sebagai sumber air tawar.

“Saya mengimbau untuk mengurangi penggunaan kantong dan botol plastik, mulai dari diri sendiri. Jangan membuangnya ke kolong rumah, selokan akhirnya ke laut juga. Lama-lama laut Indonesia diperkirakan akan lebih banyak plastiknya dari pada ikannya”, jelasnya.

Baca juga: Di Anambas, Menteri Susi Minta Warga Tidak Buang Sampah di Kolong Rumah

 

5. Penyumbang kedua sampah laut di dunia

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa Indoneaia merupakan negara terbesar kedua setelah Cina dalam hal penyumbang sampah laut di dunia.KOMPAS.com/HADI MAULANA Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa Indoneaia merupakan negara terbesar kedua setelah Cina dalam hal penyumbang sampah laut di dunia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah China dalam hal penyumbang sampah laut di dunia.

Hal ini terlihat dari banyaknya ditemukan sampah- sampah plastik di laut atau perairan Indonesia. Bahkan, tidak sedikit populasi ikan punah akibatnya.

"Kalau tidak bisa diubah, tidak menutup kemungkinan 2030 laut Indonesia akan lebih banyak sampah plastik dari pada ikannya," kata Susi melalui telepon, Sabtu (20/7/2019).

Jika ada masyarakat kedapatan membuang sampah ke laut, Susi menegaskan bahwa pihaknya akan tidak segan-segan memberikan sanksi.

"Orangnya yang saya gantung di pelabuhan. Sebagai menteri, saya bertugas menjaga kedaulatan laut dari penjarah ikan. Sekarang kapal ikan asing sudah tidak ada, malah kita yang merusak. Kalian sebenarnya sudah tahu, tapi masih pada degil," ungkapnya.

Baca juga: Menteri Susi Khawatir Laut Indonesia Lebih Banyak Sampah Plastik daripada Ikannya

Sumber: KOMPAS.com (Rachmawati, Hadi Maulana) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com