Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Memanjat Sepikul, Tebing Tertinggi di Jawa Timur...

Kompas.com - 24/06/2019, 08:50 WIB
Slamet Widodo,
Rachmawati

Tim Redaksi

TRENGGALEK,KOMPAS.com - Kabupaten Trenggalek banyak sekali menyimpan potensi wisata alam yang sangat menarik untuk dikembangkan. Salah satunya adalah Tebing Sepikul yang berada di Desa Watuagung, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Tebing Sepikul diklaim sebagai tebing tertinggi di Jawa Timur yang memiliki bebatuan yang sangat bagus, serta panorama alam yang terhampar indah saat dilihat dari ketinggian tebing.

Tebing ini juga terkenal dikalangan pecinta wisata minat khusus panjat tebing.

Tidak salah jika Tebing Sepikul dijadikan kegiatan Indonesia Climbing Festival yang diadakan selama dua hari, yakni mulai Jumat hingga Sabtu (22/6/2019) dan diikuti oleh ratusan peserta.

Baca juga: Gereja Tertimpa Tebing Longsor Setinggi 15 Meter

Tebing Sepikul merupakan etape ketiga di acara ndonesia Climbing Festival, setelah pelaksanaan etape pertama di Tebing Badega Gunung Parang, Purwakarta, Jawa Barat.

Etape kedua di Tebing Gunung Api Nglanggeran Yogyakarta, sedangkan etape keempat atau terakhir di Tebing Songan Kintamani, Bali.

“Tebing ini tertinggi di Jawa Timur dan memiliki panorama alam yang indah,” jelas Ketua Panitia Indonesia Climbing Festival, Wiwik Yuniarsih kepada Kompas.com, Minggu (23/6/2019).

Para peserta berasal dari Kabupaten Probolinggo, Surabaya, Malang, Kabupaten Blitar, serta kabupaten kota lain yang ada di Jawa Timur. Bahkan, ada beberapa peserta yang datang dari Jawa Tengah.

Sebelum melakukan pemanjatan, para peserta menyiapkan standar keamanan untuk memanjat tebing. Setelah semua sudah siap dan dipastikan aman, para peserta mulai melakukan pemanjatan.

Baca juga: Serunya Ngabuburit di Alun-alun Purwokerto Sambil Menggambar dengan Media Barang Bekas

Dengan cermat dan penuh hati-hati, peserta menyusuri tebing dipandu panitia yang berada di dasar tebing.

Jalur yang digunakan untuk pemanjatan pada kegiatan Indonesia Climbing Festival ini ada tujuh jalur, yang terdiri dari dua jalur baru untuk pemula, dengan ketinggian 25 meter dari dasar tebing.

Dua jalur panjat tebing baru itu letaknya berdampingan. Jenis pendakiannya yakni lead dan top rope. Kedua jalur baru tersebut dinyatakan aman untuk pemanjatan. Bahkan bagi para pemanjat yang masih baru pertama kalinya, tidak akan kesulitan saat mendaki jalur ini.

“Tingkat kesulitannya antara 5.9 hingga 5.10. Sementara kemiringan tebing antara 75 sampai 80 derajat,” ujar Ringgo Yudhistira, kordinator teknis Indonesia Climbing Festival.

Sedangkan lima jalur untuk profesional, ketinggiannya mencapai sekitar 30 meter dari dasar tebing.

"Jalur tetap yang permanen ada sekitar delapan. Jalur yang paling tinggi sampai puncak ada dua. Tapi tidak semua jalur kami pakai," tutur Ringgo.

Baca juga: Asyiknya Ngabuburit Sambil Menikmati Sunset di Benteng Keraton Buton

Jalur-jalur yang permanen tersebut termasuk hanya diperuntukkan bagi perofesional. Sementara jalur yang paling tinggi biasanya digunakan acara pengibaran bendera raksasa setiap upacara 17 Agustus.

Rata-rata tingkat kesulitan dari semua jalur adalah 5.9 sampai 5.10. Sementara jalur yang punya tingkat kesulitan paling tinggi, yakni 5.11, namun saat kegiatan Indonesia Climbing Festival ini jalur tesebut tidak digunakan.

"Yang landai-landai saja. Tingkat kemiringannya tidak sampai 90 derajat," ucap Ringgo.

Jacky Wicaksono, salah satu peserta asal Probolinggo mengaku baru pertama kali melakukan panjat tebing di Sepikul ini. Meski demikian, jalur pemanjatan dinilai sangat bagus dan menantang. Ditambah pemandangan yang indah ketika berada di ketinggian tebing, sehingga membuatnya betah berada di atas.

“Tebing sepikul ini sudah terkenal. Saya masih baru pertama kali ini manjat di sini (Sepikul). Sangat menyenangkan. Jadi betah diatas malas turun,”  kata Jacky Wicaksono.

Kompas.com juga diberi kesempatan untuk melakukan pemanjatan dan merasakan langsung sensasinya.

Setelah menggunakan peralatan keamanan dan mendapat arahan dari panitia, pemanjatan dimulai.

Baca juga: Kisah Seru Kemenangan Robot UMM di Kompetisi Amerika Serikat

Ternyata benar, tidak ada kesulitan untuk melakukan pemanjatan di jalur yang baru tersebut karena banyak celah bebatuan untuk pijakan.

Setelah mencapai setengah dari jalur pendakian, pemandangan alam yang indah terhampar luas terlihat dari atas

Ketua Panitia Indonesia Climbing Festival, Wiwik Yuniarsih mengatakan jika wisata minat khusus seperti panjat tebing harus dikembangkan.  Menurutnya, panjat tebing juga merupakan wisata yang indah, menantang serta mempunyai nilai pengalaman yang tidak terlupakan.

“Kami mencoba mengenalkan wisata baru yang justru lebih bagus dan mempunyai nilai kesan. Dan panjat tebing ini bisa menjadi salah satu tujuan wisata, bagi yang jenuh wisata pantai,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com