Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya "Sungai Warna-warni" di Bantul....

Kompas.com - 31/03/2019, 20:50 WIB
Markus Yuwono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Riyuh anak-anak kecil berenang di saluran air akan terdengar jika mengunjungi, Dusun Blawong 1, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Mereka berenang dan bermain air saluran primer sodetan Sungai Opak dengan riang tanpa takut sampah, karena warga Dusun Blawong 1 sudah mengubah wajah saluran air tersebut menjadi bersih.

Belasan anak datang untuk bermain dan menikmati segarnya air Sungai Opak yang dibelokkan sebagai irigasi pertanian warga. Talut kali tersebut dihias gambar warna-warni.

Beberapa ibu menunggu dipinggiran sambil mengawasi anak mereka bermain.

Baca juga: Soal Naturalisasi Sungai, Anies Sudah Diskusi dengan Menteri Basuki

Tak perlu khawatir karena kedalaman air di saluran primer ini hanya 1 hingga 1,5 meter. Selain itu, warga sekitar juga menyewakan pelampung dan ban dalam.

Harganya pun cukup murah dengan Rp 10.000 sudah bisa meminjam pelampung, ban dalam, jasa pemandu, dan mendapatkan minuman ringan.

Salah satu anak yang bermain, Rangga (11). Tanpa rasa takut, dia meloncat dari jembatan dengan ketinggian sekitar 3 meter ke aliran air.

Anak-anak bermain Di Sekitar Saluran Irigasi Primer Dusun Blawong 1, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta, Minggu (31/3/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Anak-anak bermain Di Sekitar Saluran Irigasi Primer Dusun Blawong 1, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Bantul, Yogyakarta, Minggu (31/3/2019)

 

Dirinya lalu berenang ke pinggir sambil memanggil beberapa temannya untuk ikut bermain. Beberapa anak yang lain juga tampak asyik bermain menggunakan ban dalam, masuk di bawah jembatan.

"Sudah lama kok main di sini. Enak airnya segar," kata Rangga, saat ditemui Kompas.com, di Dusun Blawongan 1, Minggu (31/3/2019).

Berawal dari keprihatinan

Pengurus Desa Wisata Blawong 1, (Dewa Batu) Imam Nurhado menceritakan, saluran primer ini dibangun oleh pemerintah tahun 2017 lalu.

Ide kreatif untuk menghias bangunan talut dan membersihkan saluran primer ini berawal dari keprihatinan masyarakat sekitar tentang kondisi saluran primer yang kotor dan dijadikan tempat membuang sampah. 

Oleh pengurus padukuhan sudah dilakukan sosialisasi agar tidak membuang limbah rumah tangga ke saluran irigasi, namun masih ada beberapa warga yang tidak mengindahkan.

Lalu, bulan Januari 2019, warga mulai melakukan pengecatan di talut dan membersihkan saluaran irigasi dari kotoran.

Baca juga: Polisi Sergap Pengguna Narkoba Saat Buang Air Kecil di Sungai

 

"Awalnya, pro dan kontra itu biasa, setelah ada pendekatan pribadi, akhirnya masyarakat sadar (tidak membuang limbah ke saluran irigasi). Saat ini, warga sudah tidak ada yang membuang kotoran di sini. Mereka punya penampungan limbah," ucap dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com