KOMPAS.com - Polisi menemukan bukti mandor pabrik macis atau korek api gas di Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai, Sumatera Utara, juga turut menjadi korban.
Mandor tersebut diduga yang menggembok pintu rumah sehingga para pekerja terjebak di dalam pabrik yang terbakar. Selain itu, polisi telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus tersebut.
Lalu, berita tentang kecelakaan maut antara Avanza dan bus Rosalia Indah di jalan utama Boyolali-Salatiga di Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (22/6/2019) dini hari, juga menjadi sorotan. Tujuh orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Menurut Kanit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Polres Semarang Ipda Wardoyo, kecelakaan maut yang diduga akibat sopir Avanza mengantuk.
Kecelakaan maut tersebut bermula ketika Avanza yang dikemudikan Imam Sholahudin (44), warga Jakarta Selatan melaju dari arah Boyolali menuju Salatiga.
"Mobil tersebut oleng hingga melewati marka jalan dan melaju di arah yang berlawanan," kata Wardoyo seperti dikutip dari Antara, Minggu. Sementara itu, dari arah berlawanan melaju bus Rosalia Indah.
Baca berita selengkapnya: Kecelakaan Maut Avanza Vs Rosalia Indah Diduga karena Sopir Mengantuk
Mandor tersebut diduga menggembok pintu pabrik sehingga puluhan pekerja pabriik terjebak saat terjadi kebakaran.
Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja, menjelaskan, fakta tersebut terungkap setelah hasil pemeriksaan lima orang saksi. Saat kejadian, pekerja sedang memasang kepala macis dan diduga bocor.
"Saat dilakukan penggesekan kepala macis, diduga ada yang bocor lalu dilepas sehingga menyambar ke macis lain," tuturnya.
Baca berita selengkapnya: Mandor yang Menggembok Pintu Pabrik Korek Gas, Ikut Tewas Terbakar
Hal itu dilihat dari suhu terendah saat musim kemarau. Aminudin mengatakan, Stasiun Klimatologi Karangploso pernah mencatat suhu terendah 14 derajat celsius sekitar 20 tahun lalu.
"Beberapa hari lalu 15,6 derajat celsius tercatat di Karangploso. Bahkan pernah di Karangploso tercatat sekitar 14 derajat celsius," katanya saat dihubungi, Sabtu (22/6/2019).
Baca berita selengkapnya: BMKG: Iklim di Malang Kembali ke 20 Tahun yang Lalu