Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Avanza Tabrak Bus Rosalia Indah di Semarang, 7 Tewas | Mandor Pabrik Korek Api Gas Ikut Tewas Terbakar

Kompas.com - 24/06/2019, 07:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Rachmawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polisi menemukan bukti mandor pabrik macis atau korek api gas di Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai, Sumatera Utara, juga turut menjadi korban.

Mandor tersebut diduga yang menggembok pintu rumah sehingga para pekerja terjebak di dalam pabrik yang terbakar. Selain itu, polisi telah menetapkan sejumlah tersangka dalam kasus tersebut.

Lalu, berita tentang kecelakaan maut antara Avanza dan bus Rosalia Indah di jalan utama Boyolali-Salatiga di Desa Klero, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (22/6/2019) dini hari, juga menjadi sorotan. Tujuh orang tewas dalam kecelakaan tersebut.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Kecelakaan maut Avanza Vs Bus Rosalia Indah

Ilustrasi. DIDIE SW Ilustrasi.
Sebanyak tujuh orang tewas dalam kecelakaan antara Toyota Avanza berpelat nomor B 157 NIK dengan buss Rosalia Indah berpelat nomor AD 1451 DF di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Kanit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Polres Semarang Ipda Wardoyo, kecelakaan maut yang diduga akibat sopir Avanza mengantuk.

Kecelakaan maut tersebut bermula ketika Avanza yang dikemudikan Imam Sholahudin (44), warga Jakarta Selatan melaju dari arah Boyolali menuju Salatiga.

"Mobil tersebut oleng hingga melewati marka jalan dan melaju di arah yang berlawanan," kata Wardoyo seperti dikutip dari Antara, Minggu. Sementara itu, dari arah berlawanan melaju bus Rosalia Indah.

Baca berita selengkapnya: Kecelakaan Maut Avanza Vs Rosalia Indah Diduga karena Sopir Mengantuk

2. Mandor pabrik macis yang mengunci pintu, tewas terbakar

Sebuah pabrik mancis di Jalan T Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Binjai, Sumatera Utara, terbakar, Jumat (21/6/2019).Tribun Medan Sebuah pabrik mancis di Jalan T Amir Hamzah, Desa Sambirejo, Binjai, Sumatera Utara, terbakar, Jumat (21/6/2019).
Berdasar hasil penyelidikan sementara, mandor pabrik macis atau korek api gas yang terbakar di di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Langkat, Sumatera Utara, turut tewas terbakar.

Mandor tersebut diduga menggembok pintu pabrik sehingga puluhan pekerja pabriik terjebak saat terjadi kebakaran.

Kombes Pol Tatan Dirsan Atmadja, menjelaskan, fakta tersebut terungkap setelah hasil pemeriksaan lima orang saksi. Saat kejadian, pekerja sedang memasang kepala macis dan diduga bocor.

"Saat dilakukan penggesekan kepala macis, diduga ada yang bocor lalu dilepas sehingga menyambar ke macis lain," tuturnya.

Baca berita selengkapnya: Mandor yang Menggembok Pintu Pabrik Korek Gas, Ikut Tewas Terbakar

3. Iklim di Malang seperti 20 tahun lalu

Frost atau embun beku di tenda pendaki menuju Puncak Gunung Semeru. Dok. Humas TNBTS Frost atau embun beku di tenda pendaki menuju Puncak Gunung Semeru.
Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang, Aminudin menilai iklim di area Malang kembali seperti iklim pada 20 tahun lalu.

Hal itu dilihat dari suhu terendah saat musim kemarau. Aminudin mengatakan, Stasiun Klimatologi Karangploso pernah mencatat suhu terendah 14 derajat celsius sekitar 20 tahun lalu.

"Beberapa hari lalu 15,6 derajat celsius tercatat di Karangploso. Bahkan pernah di Karangploso tercatat sekitar 14 derajat celsius," katanya saat dihubungi, Sabtu (22/6/2019).

Baca berita selengkapnya: BMKG: Iklim di Malang Kembali ke 20 Tahun yang Lalu

4. Kisah di balik jagung warna-warni milik Luki

Luki Lukmanulhakim (45), petani asal Cianjur, Jawa Barat memerlihatkan hasil panen jagung yang beraneka warna bak pelangi hasil budidaya.KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Luki Lukmanulhakim (45), petani asal Cianjur, Jawa Barat memerlihatkan hasil panen jagung yang beraneka warna bak pelangi hasil budidaya.
Luki Lukmanulhakim (45), petani asal Kampung Lebak Saat, Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, sukses membudidayakan jagung warna-warni di atas lahan seluas 3 hektar.

Luki menuturkan, ide awal dirinya menanam jagung varian ini karena senang mengoleksi plasma nutfah dari berbagai tanaman, salah satunya plasma nutfah dari jagung.

Selain itu, jagung yang dikenal dengan istilah glass gem corn rainbow itu ternyata memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat baik bagi kesehatan dibandingkan jagung biasa.

"Karena beberapa referensi menjelaskan kandungan warna yang ada pada jagung ini sangat baik untuk kesehatan, misal jagung yang berwarna hitam ternyata sangat baik dikonsumsi oleh penderita diabetes,”jelas Luki saat ditemui Kompas.com di kebunnya, Sabtu (22/6/2019) petang.

Baca berita selengkapnya: Petani Ini Sukses Budidayakan Jagung Warna-warni

5. Permintaan maaf Gubernur Khofifah terkait sistem zonasi 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) saat menyalami salah seorang pedagang di Pasar Ikan Lamongan, Kamis (13/6/2019).KOMPAS.com/HAMZAH ARFAH Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (tengah) saat menyalami salah seorang pedagang di Pasar Ikan Lamongan, Kamis (13/6/2019).

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta maaf kepada wali murid yang gagal memasukkan putra dan putrinya ke SMA negeri.

Menurut dia, daya tampung SMA negeri di Jawa Timur, khususnya di Surabaya sangat terbatas.

"Saya mohon maaf kepada wali murid yang tidak bisa memasukkan putra putrinya ke sekolah SMA negeri, karena kapasitasnya sangat terbatas," kata Khofifah di Surabaya, Sabtu (22/6/2019) sore.

Menurut Khofifah, SMA negeri di Jawa Timur kapasitasnya hanya bisa menampung 35 persen lulusan SMP.

"Sisanya bisa ke SMK negeri dan swasta, SMA swasta, atau ke aliyah negeri atau aliyah swasta," ucap dia.

Baca berita selengkapnya: Kepada Orangtua yang Anaknya Gagal Masuk Negeri, Khofifah Minta Maaf

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Firman Taufiqurrahman, Andi Hartik, Dewantoro, Kurnia Sari Aziza)/Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com