Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bripka Herman, Sosok Polisi dalam Video Viral Pencegahan Aksi 22 Mei

Kompas.com - 24/05/2019, 13:02 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Rachmawati

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Seorang bocah bocah laki-laki yang menggembala kambing di pinggir sawah, tampak murung karena ditinggal ayahnya pergi ke Jakarta. Sementara sang Ibu sedang berbaring sakit di rumah.

Lalu datanglah seorang anggota polisi menghibur sang bocah dan akhirnya berhasil membujuk ayah bocah itu untuk tidak jadi berangkat ke Jakarta.

Sepenggal cerita tersebut dikemas menarik dalam sebuah video pendek. Meskipun dialog menggunakan bahasa Jawa, tapi cerita video berdurasi sekitar 3 menit itu dinilai inspiratif dan menyejukkan di tengah gentingnya aksi menolak hasil Pemilu 2019, 22 Mei 2019 lalu.

Baca juga: Mudik Lewat Jalur Selatan Jateng, Waspada Perlambatan di 6 Titik Perlintasan KA

Dialog yang lucu, alur cerita sederhana dan totalitas akting para pemerannya membuat video ini diapreasiasi masyarakat hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Bripka Herman Hadi Basuki, operator PLD Sub Bagian Humas Polres Purworejo, Jawa Tengah adalah orang yang berada dibalik video unik tersebut. Selain sebagai pemeran utama, Herman juga yang memiliki gagasan sekaligus menyusun skenario cerita tentang ajakan tidak ikut aksi 22 Mei,

Ia juga yang meciptakan identitas penampilan dengan helm khas dan sepeda motor si pitung.

 

Kepada Kompas.com, pria kelahiran Jakarta, 1 September 1983 itu menceritakan, ide pembuatan video itu berawal dari rencana sekelompok orang yang ingin melakukan demo menentang hasil rekapitulasi KPU di Jakarta atau dikenal dengan aksi 22 Mei.

Ia menilai aksi tersebut tidak perlu dilakukan karena akan mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat.

"Ramainya akan ada aksi itu langsung timbul gagasan itu. Aksi 22 Mei hanya menganggu perekonomian, apalagi berbarengan dengan pengumuman hasil Pilpres. Saya langsung coba ngarang cerita di rumah. Saya buat skrip, malam saya tulis, siangnya saya kerjakan dan perankan sendiri, " ungkap Herman saat dihubungi melalui telepon, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: Polisi Tangkap 69 Provokator, Mayoritas dari Banten, Jabar, dan Jateng

Menurut Herman, tidak butuh lama untuk syuting, editing sampai menjadi video utuh. Ia mengerjakan video tersebut dengan rekan sesama staf humas Polres Purworejo.

Saat syuting, ia cukup kesulitan mencari beberapa pemeran tambahan. Beruntung, anak tetangganya bersedia memerankan bocah penggembala kambing.

Sementara Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Purworejo AKP Nyi Ayu Fitria Facha berperan sebagai wanita pedagang asongan dan anggota satlantas sebagai Dul Kemit, ayah sang bocah

"Untuk nyari pemeran Bhabinkamtibmas yang sulit. Anggota pada nggak mau, suka jaga imej malah diganteng-gantengkan gitu. Ya sudah akhirnya saya perankan sendiri. Saya lagi nyari pemeran waria buat video selanjutnya. Mngkin saya perankan sendiri lagi," kata Herman sambil tertawa.

Warga Dusun Demangan, Desa Condongsari, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, itu mengaku senang dan berterimakasih karyanya bisa diterima masyarakat. Menurutnya, sejak videonya viral, ia memiliki penggemar. Tidak sedikit yang meminta foto bersama atau sekedar menyapa saat dia bertugas.

"Tentu senang karya saya bisa diterima. Kalau lagi bertugas banyak yang menyapa dan saya merasa dicintai masyarakat," tutur istri dari Weni Kusuma itu.

Baca juga: Arus Mudik-Balik, Jalur Selatan Jateng Ditarget Bebas Lubang

Perubahan tersebut tidak lantas membuat Herman jemawa. Ia mengaku akan tetap menjadi anggota polisi dan tidak terbersit untuk beralih profesi lainnya seperti menjadi aktor profesional.

Herman tetap ingin mengabdi kepada korps Bhayangkara, apalagi Kapolres Purworejo AKBP Indra Kurniawan Mangunsong maupun atasanya sebelumnya telah membebaskan anggotanya untuk kreatif dan inovatif melayani masyarakat. Asalkan dengan cara positif dan tidak memperburuk citra Polri.

Video tersebut diunggah Herman diakun pribadinya, yakni @herman_hadi_basuki dengan 46,6 ribu pengikut. Video tersebut juga telah ditonton sebanyak 15,8 ribu kali dan dikomentari 726 orang.

Selain videp pencegahan aksi 22 Mei, Herman juga mengunggah beberapa video menarik lainnya yang berkaitan tentang profesinya sebagai polisi.

Sementara itu dihubungi terpisah, Kapolres Purworejo AKBP Indra Kurniawan Mangunsong, mengatakan video karya Bripka Herman sesuai dengan instruksi Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah, tentang imbauan kepada masyarakat untuk tidak berangkat ke Jakarta mengikuti aksi people power.

Imbauan bisa melalui Bhabinkamtibmas dan silaturahmi langsung ke masyarakat serta kegiatan lainnya.

"Nah, Herman saya panggil. Lalu saya minta bikin video konsepnya tentang imbauan tersebut. Herman ini memang sudah bikin video kreatif sejak pengamanan Pemilu lalu. Biasanya video berdurasi 1 menit, tapi khusus imbauan tidak ikut aksi 22 Mei durasi segitu kurang mengena. Kita tambah jadi sekitar 3 menit," papar Indra.

Baca juga: Dipecat karena Orientasi Seksual, Polisi Gugat Kapolda Jateng ke PTUN

Pihaknya memang memberikan kebebasan kepada Herman dan juga anggota Polres Purworejo lainnya untuk bisalebih kreatif dan inovatif ketika menyampaikan pesan kepada masyarakat.

Kontennya bisa berbagai macam, seperti karya Herman tentang puasa, imbauan tidak menyalakan petasan, menolong masyarakat, dan sebagainya.

"Rata-rata ide spontan, langsung buat, jadi. Tapi saya selalu pesan, pesan yang disampaikan tentang Kamtibmas yang betul-betul sesuai realitas di lapangan. Ngga usah muluk-muluk. Misalnya tentang puasa, petasan, menolong anak-anak sampai kewajiban polisi yang harus laporan tugas," paparnya.

Pembuatannya juga tidak perlu memakan biaya mahal karena memanfaatkan potensi yang ada. Mulai dari pemilihan lokasi, properti, sampai pemeran yang cukup memakai anggota Polres Purworejo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com