Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Ponpes di Lebak Diterjang Banjir Bandang Saat Santri Tengah Berbuka Puasa

Kompas.com - 24/05/2019, 08:28 WIB
Acep Nazmudin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


LEBAK, KOMPAS.com - Pondok pesantren Raudhatul Muhajirin di Kampung Kalawijo, Desa Sukamarga, Kabupaten Lebak, Banten, hanyut setelah diterjang banjir bandang, Rabu (22/5/2019).

Pimpinan Ponpes Raudhatul Muhajirin, Kiai Zaenal Asikin menceritakan detik-detik saat banjir bandang menerjang. Ketika itu, kata dia, para santri tengah berbuka puasa di kobongnya masing-masing.

"Kejadian pukul 18.10, santri putra dan putri sedang buka puasa di kobong (pondok), di asramanya masing-masing, air datang sekali tapi sangat besar, menggulung seperti tsunami," kata Zainal, kepada Kompas.com, di lokasi banjir bandang, Sajira, Kabupaten Lebak, Kamis (23/5/2019).

Baca juga: Banjir Bandang di Lebak, 56 Rumah Rusak, Tiga Jembatan Putus

Menurut Zainal, tidak ada tanda-tanda air akan datang begitu besar dan sangat cepat, kecuali hujan yang terus mengguyur sejak pukul 16.00 WIB. Karena itu, tidak ada persiapan ketika aliran air meluap.

Saat banjir bandang menerjang, kata Zainal, para santri langsung keluar menyelamatkan diri ke berbagai tempat yang lebih tinggi, termasuk ke mushala pesantren.

Di mushala ini juga, sebagian para santri dan pengurus pesantren menyaksikan bangunan asrama roboh dan hanyut perlahan.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, semua santri selamat," kata Zaenal.

Hanya saja, tidak banyak barang-barang pribadi milik para santri dan juga ponpes yang sempat diselamatkan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi bekas asrama pesantren, masih bisa ditemukan barang-barang milik santri yang berserakan, seperti sajadah, buku-buku hadist, peralatan makan hingga Al-Quran.

Banjir bandang ini terjadi lantaran aliran Sungai Cilaki dan Cibeurih yang meluap secara bersamaan.

Di belakang ponpes ini, kedua aliran sungai bertemu dan membentuk aliran Sungai Cibeurih yang lebih besar.

Baca juga: Banjir Bandang di Lebak, 56 Rumah Rusak, Tiga Jembatan Putus

Kejadian ini menurutnya adalah peristiwa banjir yang paling besar. Banjir sebelumnya pernah terjadi pada 1994 silam, namun hanya menggenangi bangunan asrama yang berjarak hanya sekitar 20 meter dari tepi Sungai Cibeurih.

Peristiwa banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Lebak menerjang empat kecamatan antara lain Muncang, Sajira, Cimarga dan Leuwidamar.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, banjir merendam setidaknya 209 unit rumah, 56 di antaranya rusak dan hanyut.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya saat mengunjungi lokasi banjir bandang mengatakan, peristiwa ini adalah yang paling parah terjadi di Kabupaten Lebak dalam 53 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com