Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Kerap Padam Menjelang Buka Puasa, Puluhan Warga Geruduk Kantor PLN

Kompas.com - 13/05/2019, 15:11 WIB
Hendra Cipta,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KETAPANG, KOMPAS.com - Puluhan warga mendatangi Kantor PLN UP3 Ketapang, Kalimantan Barat, Minggu (12/5/2019) malam.

Warga datang untuk mempertanyakan kebijakan PLN yang kerap memadamkan listrik tanpa alasan jelas sejak beberapa bulan terakhir. Pemadaman listrik juga kerap terjadi menjelang buka puasa.

Perwakilan warga, Isa Anshari mengatakan, PLN Ketapang gagal memberi pasokan listrik yang cukup bagi warga.

Menurut dia, beberapa waktu yang lalu juga dilakukan aksi massa. Saat itu, PLN beralasan pasokan listrik tidak mencukupi sehingga perlu dibangun PLTU Sukabangun dengan kapasitas 20 Megawatt.

"Saat ini PLTU sudah beroperasi, tetapi listrik masih sering padam bahkan hingga bulan puasa biasa menjelang berbuka dan tarawih. Kami nilai PLN Ketapang gagal," kata Isa, Senin (13/5/2019).

Baca juga: Diganggu Lebah Saat Sedang Memasang Aliran Listrik, Mualif Jatuh Tersetrum

Pemadaman listrik dianggap menganggu dan merugikan masyarakat, karena menyebabkan barang-barang elektronik rusak. Selain itu, aktivitas masyarakat juga ikut terganggu. Semua itu diperparah karena pihak PLN tidak memberikan penjelasan yang konkret.

"Tolong sampaikan kendalanya, tapi jangan cuma alasan-alasan itu saja. Misal beban bertambah, daya kurang, pemeliharaan, gangguan karena layangan, pohon atau alasan klasik lain yang sudah bosan kami dengar," tegasnya.

Baca juga: Ambil Kabel Listrik, Seorang Pemulung Tewas Tersetrum

Isa mengancam, jika PLN tak menindaklanjuti tuntutan tersebut, dia akan menggalang aksi dengan massa yang lebih besar.

Saat dihubungi, Manager Jaringan PLN UP3 Ketapang Rizki Ramdan mengatakan, pemadaman listrik dilakukan karena PLTU unit 1 dengan kapasitas 10 megawatt sedang rusak. Rizki mengatakan tidak ada unsur kesengajaan untuk memadamkan listrik.

"Ini murni adanya gangguan listrik, bukannya sengaja padam tapi terpaksa dipadamkan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com