Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azan Berkumandang di Wihara Welas Asih Cirebon...

Kompas.com - 13/05/2019, 09:36 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Khairina

Tim Redaksi


CIREBON, KOMPAS.com – Ada penampilan yang sangat langka di Wihara Dewi Welas Asih Kota Cirebon, Minggu (12/5/2019) petang. Seorang warga mengumandangkan azan maghrib sebagai penanda buka puasa telah tiba.

Momen langka itu terjadi saat agenda buka puasa bersama Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid berlangsung.

Istri presiden keempat Indonesia ini menawarkan salah seorang warga yang hadir untuk mengumandangkan azan. Seorang warga seketika naik ke atas panggung dan melantunkan azan.

Baca juga: Belajar Merajut, Cara Warga Karawang Tunggu Waktu Buka Puasa...

Tak hanya azan, agenda bertema “Dengan Puasa Kita Padamkan Kobaran Api Kebencian dan Hoax” dibuka dengan berbagai penampilan.

Pertama adalah Rampak Tabur, kemudian paduan suara pelajar tingkat anak dan dewasa dari Gereja Isa Almasih Cirebon dengan lagu “Rayuan Pulau Kelapa”.

Tak kalah menarik, sejumlah pelajar dari Komunitas Hindu Pura Jati Pramana Cirebon juga menampilkan tarian tari pendet. Kemeriahan diisusul pertunjukan tarian Tahu Gejrot Khas Cirebon dari Sanggar Seni Tari. Sejumlah hadirin dari berbagai latar belakang tampak terhibur.

Dalam tausiahnya, Sinta menyampaikan pesan-pesan perdamaian, toleransi, dan pentingnya menjaga persatuan bangsa Indonesia. Dia mengaku bahagia lantaran melihat banyaknya peserta buka puasa bersama yang hadir. Dia juga sempat berinteraksi dengan sejumlah kaum duafa dan marjinal yang diundang.

“Saya bisa melihat langsung miniatur dari Indonesia. Karena di sini (Cirebon) telah hadir berbagai tokoh-tokoh agama, suku, budaya bangsa. Karena itulah yang disebut Bhineka Tungal Ika,” kata Sinta dari atas panggung.

Baca juga: Risma Gelar Buka Puasa Bersama Warga Eks Lokalisasi di Surabaya

Salah satu tokoh perempuan Indonesia ini mengajak pada semua warga menjalani ibadah puasa dengan sebaik-baiknya.

Puasa, menurut Sinta, mengajarkan banyak hal moral dan budi pekerti yang luhur. Bukan hanya dipelajari, tapi semuanya juga perlu dilaksakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk melawan virus kebencian dan hoaks.

“Saya senang sekali karena masyarakat Cirebon memiliki senjata yang sangat ampuh untuk merekatkan menjalin tali persaudaraan di antara sesama anak bangsa Indonesia. Yaitu menghadirkan kesenian budaya dari berbagai suku agama,” ungkap Shinta.

Halim Eka Wardana, penanggung jawab buka puasa bersama Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid menyampaikan, dia berharap melalui agenda sahur dan buka puasa keliling ini semangat untuk memadamkan api kebencian dan hoaks semakin tersebar luas. Tahun ini, Shinta akan berkeliling ke 40 titik di berbagai wilayah di tanah air.

Seluruh panitia generasi milenial

Halim sangat mengapresiasi agenda buka puasa bersama istri Gusdur kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Hampir seluruh kepanitian dilakukan oleh generasi milenial Cirebon bukan lagi “orang tua”.

Dia berharap, generasi milenial Cirebon inilah yang mengobarkan semangat kebinekaan dan persatuan ke depan.

“Tahun ini ibu 40 titik di seluruh Indonesia, Jawa Sumatera, Kalimantan, Sulawesi bahkan Lombok. Spesifik di Cirebon kita punya ide semua kepanitiaan milenial dari lintas agama lintas iman. Harapnya, kita ingin regenerasi, banyak kepanitiaan yang dikelola oleh orang tua, orang muda tidak dikedepankan,” kata Halim.

Baca juga: Menikmati Asida, Si Coklat Manis Menu Khas Buka Puasa di Maluku Utara

Dia juga berharap Cirebon menjadi contoh untuk daerah lain, bahwa generasi muda harus tampil untuk bersama-sama memperjuangkan kebhinekaan dan persatuan.

Ketua Pemuda Lintas Iman (Pelita) Cirebon Haryono menyampaikan, tahun ini dia mengundang banyak pihak dan sebagian besar hadir. Dia berharap, pertemuan ini dapat merekatkan kembali persatuan yang sempat renggang.

“Kami undang seluruh perwakilan agama budaya dan organisasi dari berbagai latar belakang. Perwakilan Pemda Kota Cirebon juga turut hadir. Untuk buka puasa, kami sediakan 600 paket yang dibagikan pada kaum dhuafa, kaum termarjinalkan, dan siapa pun yang hadir,” tutup Haryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com