Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Langit Tetap Biru di Kawasan Debu Pabrik Semen

Kompas.com - 10/05/2019, 20:04 WIB
Reni Susanti,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Mereka berunjuk rasa ke DPRD Kabupaten Cirebon dan rumah dinas Bupati Cirebon. Tak hanya itu, pengunjuk rasa mendatangi pabrik Indocement.

Mereka mendobrak gerbang pabrik dan merusak sejumlah fasilitas. Tuntutan yang diusung adalah Indocement harus menghentikan pencemaran lingkungan.

Kehadiran bag filter

Ketegangan menurun saat pihak pabrik mengirimkan alat yang menurut warga berfungsi untuk mengurangi debu. Seiring waktu, pabrik kapur di sekeliling Indocement tutup.

Pihak Indocement mengaku terus berbenah. Salah satunya dengan mengganti alat penangkap debu (dust collector), electrostatic precipitator (EP), dengan bag filter pada 2016.

Assistant to General Manager PT Indocement Tunggal Prakarsa Palimanan, Otto Ahadijat, mengatakan, EP adalah alat pengendali pencemar partikulat yang didasari pada konsep presipitasi akibat gaya elektrostatik.

EP, lanjut dia, dipengaruhi oleh listrik. Ketika ada gangguan listrik, debu bisa lolos. Apalagi jika listrik mati, banyak debu bisa lolos.

“Itu yang akhirnya menimbulkan keresahan masyarakat, meskipun hal tersebut jarang terjadi," katanya.

Sementara itu, bag filter merupakan unit pengendali pencemaran udara yang disisihkan melalui mekanisme impaksi, intersepsi dan difusi. Alat ini menggunakan bahan filter tertentu seperti nilon atau wol untuk menyisihkan partikel dari aliran gas.

Bag filter tidak terpengaruh perubahan listrik. Jadi meski listrik mati sekalipun, debu akan terjebak. Menurut Otto, perbedaan EP dengan bag filter bisa dikatakan sangat signifikan.

Dalam Laporan Berkelanjutan PT Indocement tahun 2017, hasil pengukuran emisi debu dari penggunaan EP sebelumnya mencapai 23,3 persen di bawah baku mutu 70 mg/Nm3, yaitu mencapai 53,7 mg/Nm3.

Dengan penggunaan bag filter, emisi debu bisa ditekan hingga 9,3 mg/Nm3 atau 86,7 persen lebih rendah dari baku mutu.

Melalui penerapan bag filter secara bertahap, Indocement berhasil mengurangi emisi debu sebesar 42 persen pada 2017 dari target 80 persen pada 2030.

Adapun realisasi pengurangan Sox dan Nox mencapai 39 persen dari target 40 persen pada 2030.

Selain pemasangan bag filter, perseroan menerapkan proses negative pressure, yaitu tekanan di dalam proses lebih kecil dari satu atmosfer.

Sistem ini akan mencegah debu keluar dari proses karena apabila terjadi kebocoran, udara yang dari luar akan terhisap masuk dalam proses.

Pengawasan emisi debu secara visual dilakukan pabrik untuk membantu operator memantau emisi debu yang keluar dari cerobong.

“Cek saja cerobong kami, bersih. Cerobong kami enggak ngebul. Tapi bukan berarti, enggak ngebul enggak masak ya. Kami produksi 3,8 juta-4 juta ton per tahun,” ucapnya.

Environment Section Head Indocement Palimanan, Erna Lestianingrum, mengatakan, selain menggunakan bag filter, pihaknya melakukan pemantauan debu jatuhan di 16 titik di desa sekeliling pabrik.

Hasilnya, semua di bawah baku mutu yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup. Begitupun dengan debu ambien, hasil pemeriksaan di bawah baku mutu.

“Secara teknologi, debu tidak akan sampai ke masyarakat,” tuturnya seraya mengatakan, semua hasil tersebut membawa perusahaanya pada proper hijau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com