Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Yuni, Sopir Grab Garut yang Terima Order Antar Jenazah

Kompas.com - 09/05/2019, 20:00 WIB
Ari Maulana Karang,
Rachmawati

Tim Redaksi

Yuni mengaku, sebenarnya dirinya pun sempat meminta ongkos lebih dari yang ditetapkan di aplikasi sebesar Rp 230 ribu. Hal ini biasa terjadi untuk pengemudi yang beroperasi ngalong.

"Biasanya dua kali lipat dari harga atau setengahnya. Makanya harganya jadi 400.000. Tapi pas sampai saya dikasih Rp 430.000, saya tolak yang Rp 30.000. Saya terima sesuai kesepakatan," katanya.

Pihak Rumah Sakit Akui Ada Salah Komunikasi

Ditemui terpisah Kamis (9/5/2019), Humas RSU dr Slamet Garut Iwa Kartiwa membenarkan adanya pasien meninggal dunia yang pulang menggunakan jasa Grab. Hal ini terjadi karena kesalahan komunikasi dengan keluarga pasien.

Iwa yang ditemui di ruang kerjanya menyampaikan saat pasien meninggal, semua ambulan yang ada sedang keluar mengantar pasien lain. Petugas di IGD pun telah mengantar keluarga pasien ke tempat ambulan dan memperlihatkan tarif ambulan ke Banjarwangi seharga Rp 400.000.

"Keluarga pasien tidak komunikasi lagi. Padahal kalau meminta keringanan bisa. Ada petugas yang bisa memutuskannya," katanya.

Baca juga: Temuan Tas Hitam dengan Kabel Menjulur Diduga Bom, Ini Keterangan Polres Garut

Pihak RSU sendiri baru mengetahui jenazah pasien dibawa menggunakan Grab setelah ada mobil masuk ke rumah sakit. Saat bersamaan, supir ambulan juga baru tiba dan melihat jenazah pasien dibawa menggunakan Grab.

Sementara soal besaran tarif biaya ambulan hingga Rp 900.000 seperti yang disampaikan keluarga pasien, Iwa mengaku masih menelusuri siapa yang meminta biaya sebesar itu.

Menurut Iwa, biaya ambulan bagi pasien telah diatur besarannya dalam Perbup Nomor 764 Tahun 2011.

"Tarif yang diperlihatkan sebesar Rp 400.000, sudah sesuai Perbup. Di bawah 10 kilometer Rp 100.000. Penambahan Rp 2.500 per kilometer pulang pergi," katanya.

Baca juga: Naskah Soal UASBN Singgung NU dan Banser, Kadisdik Garut Minta Maaf

Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menyesalkan kejadian tersebut. Ia mengatakan pihak pemkab telah menyediakan ambulan gratis. Bahkan dirinya menyiapkan dua unit ambulan gratis di kediamannya yang bisa digunakan masyarakat.

Rudy juga menyayangkan adanya penetapan tarif ambulan di rumah sakit dan ia telah meminta pihak rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan.

"Harusnya lebih ditingkatkan pelayanannya.Jangan sampai malah pilih jasa online," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com