Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tradisi Unik Jelang Ramadhan, "Perang Air" di Magelang hingga Gembrong Liwet di Sumedang

Kompas.com - 06/05/2019, 09:33 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Tradisi Bajong Banyu di Magelang sebelum puasa

Bajong Banyu menjadi kegiatan yang tidak pernah ditinggalkan warga Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Tradisi turun temurun itu menjadi tanda bahwa bulan suci Ramadhan akan segera tiba.

Bajong Banyu secara harfiah berarti memercikkan air. Dalam tradisi ini, warga saling melempar air atau perang air yang bermakna bahwa warga bersiap menyambut Ramadhan dengan mensucikan diri agar bersih jiwa dan raga.

Prosesi diawali dengan pengambilan air di sumber air Sendang Dawung yang letaknya tidak jauh dari dusun. Prosesi dilakukan oleh para tokoh masyarakat dan warga yang tampak mengenakan busana adat Jawa sambil membawa kendi (tempayan).

"Air diambil dari Sendang Dawung yang merupakan sumber air Dusun Dawung dan sekitarnya. Meski sudah ada PDAM tapi masih bisa dimanfaatkan, air tidak pernah surut meski musim kemarau. Prosesi ini mengajak warga untuk menjaga lingkungan, melestarikan alam," tutur Gepeng Nugroho, tokoh pemuda Dusun Dawung disela-sela kegiatan, Rabu (1/5/2019) sore.

Baca juga: Warga Sambut Ramadhan dengan "Perang Air" di Magelang

4. Tradisi Gerebeg Apem di Jombang, simbol mohon ampunan Sang Khalik

Ratusan warga mengelilingi tumpeng besar berisi ribuan butir kue apem di alun-alun Jombang Jawa Timur, Jumat (3/5/2019) petang. Menyambut Ramadhan, Pemkab Jombang setiap tahun menggelar kegiatan gerebek apem, sebagai penanda dan pengingat datangnya bulan ramadhan.                     KOMPAS.com/MOH. SYAFII Ratusan warga mengelilingi tumpeng besar berisi ribuan butir kue apem di alun-alun Jombang Jawa Timur, Jumat (3/5/2019) petang. Menyambut Ramadhan, Pemkab Jombang setiap tahun menggelar kegiatan gerebek apem, sebagai penanda dan pengingat datangnya bulan ramadhan.

Sebanyak 3 buah tumpeng besar berisi ribuan butir kue apem diarak dari bundaran Ringin Contong menuju Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Jumat (3/5/2019) petang.

Kirab apem tersebut dikenal dengan sebutan Gerebeg Apem dan merupakan tradisi yang digelar Pemerintah Kabupaten Jombang. Gerebeg apem digelar setiap tahun menjelang datangnya bulan Ramadhan.

Bupati Jombang Mundjidah Wahab mengatakan, Gerebeg Apem dilaksanakan sebagai ungkapan syukur umat Islam di Kabupaten Jombang karena masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

"Apem adalah sebuah simbol bagi masyarakat Jawa untuk meminta ampunan, diampuni dari segala kesalahan dan dosa menyambut bulan suci Ramadhan," jelasnya saat ditemui setelah melepas keberangkatan kirab tumpeng apem di bundaran Ringin Contong Jombang.

Baca juga: Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Gerebeg Apem Simbol Minta Ampunan di Jombang

5. Tradisi drugdag di Keraton Kasepuhan Cirebon

Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XIV, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat bersama abdi dalem melakukan tradisi drugdag, pemukulan bedug menyambut datangnya bulan Ramadan di kawasan Langgar Agung, Keraton Kasepuhan Cirebon, Senin (5/5/2019). Kompas.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XIV, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat bersama abdi dalem melakukan tradisi drugdag, pemukulan bedug menyambut datangnya bulan Ramadan di kawasan Langgar Agung, Keraton Kasepuhan Cirebon, Senin (5/5/2019).

Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, menyambut bulan puasa dengan tradisi drugdag, yakni pemukulan bedug secara bertalu-talu.

Tradisi drugdag ini diawali dengan shalat ashar berjamaah di Langgar Agung yang diikuti oleh sultan sepuh, abdi dalem serta sejumlah warga sekitar.

Sebagian mereka menggunakan pakaian khas keraton, yaitu baju berwarna putih, bersarung serta bertopi batik.

Seusai menggelar shalat ashar berjamaah, sultan bersama abdi dalem menuju tempat Bedug Samogiri di sisi Langgar Agung. Kemudian sang sultan menerima kentong dari abdi dalem, mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, dan berdoa untuk segala kebaikan.

Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan XIV, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, membuka dan langsung memimpin tradisi drugdag. Dia memukulkan dan membunyikan bedug secara bertalu-talu sebagai tanda telah datangnya bulan puasa.

“Hari ini adalah akhir bulan sya’ban. Tradisi kami adalah pemukulan bedug menandakan pemberitahuan bahwa nanti malam sudah memasuki bulan Ramadhan dan sudah mulai shalat sunah tarawih,” kata Arief di lokasi.

Baca juga: Drugdag, Tradisi Pukul Bedug Sambut Ramadhan ala Keraton Cirebon

Sumber: KOMPAS.com (Muhamad Syahri Romdhon, Moh. Syafií, Ika Fitriana, Aam Aminullah, Idham Khalid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com