Namun, dia menyebut acara tradisi Makan Bajambau berbeda dari sebelumnya, seiring berkembangnya zaman.
Dulu, Makan Bajambau hanya diperuntukkan bagi anak-anak yatim yang ada di kampung tersebut.
"Sejak 15 tahun terakhir, itu sudah beda. Kalau dulu kita masak untuk makan anak-anak yatim. Tapi kalau sekarang semua warga ikut makan. Selain itu, sekarang ada hiburan musik islami, dan juga dihadiri kalangan pejabat," ucap Nurhasmi.
Baca juga: Mengenal Liwet Massal, Tradisi Unik Warga Cianjur Sambut Ramadhan
Namun yang paling inti dari acara tradisi Makan Bajambau ini, kata dia, adalah memperhatikan anak-anak yatim, terlebih lagi dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
"Barangkali tradisi ini merupakan suatu kebanggaan bagi anak yatim kita, yang mereka merasa itu, sudah tidak punya orang tua. Dan barangkali melalui (tradisi) ini, rupanya mereka ... bukan tidak punya (orangtua), tapi orangtuanya banyak sekali. Akan tetapi, mereka juga dalam hal ini merasakan suatu keharuan yang sangat mendalam. Untuk itu, kita memberikan semangat dan motivasi serta suport kepada mereka dalam menghadapi bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri nantinya," tutup Nurhasmi dengan nada sedih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.