"Anak-anak juga terus memanggil-manggil di dekat telinganya. Namun (Agus) tetap diam. Dia tidak kejang-kejang. Lalu dia (Agus) mengeluarkan air mata," katanya.
Agus langsung dilarikan ke Rumah Sakit UMM. Namun nyawanya sudah tidak tertolong. Agus dinyatakan meninggal akibat cardiac arrest atau mengalami henti jantung.
"Diagnosa dokter karena henti jantung. Jadi karena kelelahan," katanya.
Melihat suaminya sudah terbujur kaku, Dong Maria langsung shock dan dilarikan ke Rumah Sakit Unisma.
"Kata-kata terakhir tidak ada, makanya saya shock," katanya.
Baca juga: Lagi, 2 Orang Petugas KPPS di Ogan Ilir Meninggal Dunia
Agus lalu dimakamkan di Pemakaman Umum Watugong, tidak jauh di rumahnya.
Agus meninggalkan satu orang istri dan tiga orang anak, yaitu Ully Fitriana Susanti yang sudah berkeluarga, Kurniawan Bagus Ramadhani kelas 2 SMK MNC dan Kevin Septian Yudhistira yang masih kelas 2 SDN Merjosari 1.
Komisioner KPU Kota Malang Azhari Husein mengakui beban KPPS memang berat. Terutama saat melakukan penghitungan surat suara.
"Kalau lihat dari yang kemarin mereka mengalami kelelahan bukan karena proses pemungutannya, tapi lebih kepada proses rekapitulasinya. Penghitungannya butuh energi yang agak banyak sehingga mengakibatkan KPPS kita banyak yang kelelahan," katanya.
Azhari mengatakan, seluruh KPPS bekerja sejak 10 April hingga 9 Mei. Hal itu sesuai dengan surat keputusan yang diterimanya. Sebelum resmi menjalankan tugasnya sebagai KPPS, mereka harus mengikuti bimbingan teknis selama 10 hari.
Kisah selanjutnya Baca: Rutin Jadi Anggota KPPS, Agus Berpulang di Pemilu 2019 karena Lelah (2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.