Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa ITS soal Presiden yang Dibutuhkan Indonesia

Kompas.com - 29/04/2019, 12:05 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Mahadi Yahya Sormin, mahasiswa semester 4 Jurusan Teknik Kelautan ITS menginginkan presiden yang jujur, tegas, dan tidak tebang pilih kepada pihak-pihak yang melanggar hukum.

Selain itu, infrastruktur serta sarana dan prasarana di setiap daerah harus betul-betul merata. Yang harus diprioritaskan, kata Yahya, pemerataan infrastruktur di kepulauan-kepulauan. 

Sebab, Indonesia merupakan negara maritim yang dikelilingi gugusan pulau.

"Kepulauan ini butuh penataan. Jadi, pembangunam harus merata di setiap daerah. Enggak cuma di Pulau Jawa saja," kata Yahya.

Pemimpin yang bersih

Elsa Efrina Nur Faidah, mahasiwi semester 8 Teknik Transportasi Laut ITS mengaku sebentar lagi ia akan lulus dan menjadi sarjana. Elsa juga punya keinginan untuk bisa bekerja di pemerintahan. 

Namun, Elsa berharap, siapapun presidennya nanti, pemimpin negeri ini bisa menjadikan pemerintahan yang bersih dan terbebas dari korupsi.

"Yang pasti janji politik harus ditepati. Program-progamnya betul-betul dijalankan dan negara tetap berjalan dengan baik," kata Elsa.

Mahasiswa semester 4 Fakultas Teknologi Kelautan ITS, Rayhan Rhifandani mengaku, tidak memiliki kriteria khusus mengenai presiden yang ideal.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unsoed soal Presiden Indonesia Lima Tahun Mendatang

Namun, presiden harus memperhatikan masyarakat di berbagai pelosok negeri. Sebab, menurutnya, masih ada kasus masyarakat di Indonesia buta huruf.

Selain itu, ketimpangan ekonomi dan infrastruktur juga terjadi di daerah-daerah pelosok.

"Presiden harus bisa memberi perhatian lebih, khususnya kepada masyarakat yang berada di pelosok," kata Rayhan.

Rancangan program kerja, lanjut dia, harus disusun dengan baik agar setiap kebijakan bisa tepat sasaran dan sesuai dengan kepentingan publik.

Mau dengar aspirasi warga

Muhammad Faruq, mahasiswa semester 2 Jurusan Teknik Komputer ITS berpendapat, presiden harus mau mendengar dan menjawab aspirasi rakyat.

Namun, masyarakat juga harus bergerak maju untuk memperbaiki diri. Sebab, ia yakin presiden dan pemerintahannya akan berusaha untuk membenahi persoalan yang terjadi selama ini.

"Sebenarnya tinggal kita saja yang mau ikut bergerak maju atau enggak, mau bersaing dengan negara luar enggak," kata dia.

Meski ada anggapan banyak warga negara asing bekerja di Indonesia, ia menilai itu tak akan terjadi apabila masyarakat Indonesia bisa bersaing.

"Saya pikir, bukan presiden mau menerima warga negara asing untuk bekerja di sini, tapi bagaimana kita survive dan bisa bersaing dengan mereka," kata Faruq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com