Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa Unsri Palembang soal Pemilu 2019

Kompas.com - 27/04/2019, 10:02 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Noker Jekyen

 

Begitu juga dengan yang diungkapkan Noker Jekyen, mahasiswa Unsri semester VI Jurusan Ekonomi Pembangunan. Menurut dia, polemik kekurangan surat suara di TPS menjadi isu negatif terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

"Quick count yang di tayangkan di TV membuat masyarakat tidak percaya karena perbedaan antar berbagai lembaga survei yang dan kurang terbukanya sistem lembaga survei tersebut. Sehingga keyakinan masyarakat terhadap lembaga survei tersebut kurang di percaya,"

"Hasil real count dari KPU juga menurut saya tidak meyakinkan karena banyak kesalahan yang terjadi seperti input hasil dari C1 . Ini membuat masyarakat kurang yakin dengan hasil perhitungan," ujar Noker.

Baca juga: Beda dengan Prabowo, PKS Percaya Hasil Quick Count

Noker pun menginginkan sosok Presiden di Indonesia yang tegas.

"Kalau saya ingin sosok pemimpin memiliki visi misi yang jelas walaupun tidak banyak tapi bisa di pertanggung jawabkan. Seorang presiden yang tegas dan berpihak kepada masyarakat bukan kepada individu atau pribadi. Dan ini saya lihat ada di pak Prabowo," katanya.

4. Rafiq Muhammad Wangga

Rafiq Muhammad Wangga, mahasiswa Unsri Palembang jurusan ekonomi. HANDOUT Rafiq Muhammad Wangga, mahasiswa Unsri Palembang jurusan ekonomi.
Berbeda halnya dengan Rafiq Muhammad Wangga, mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsri semester VI. Menurutnya  polemik quick count dan real count itu bukanlah hal yang terlalu harus diributkan. 

Menurut dia, kalau pun memang ada kecurangan laporkan. Kejujuran terhadap pemilu ini juga harus ditegakkan.

"Tetapi tidak dapat dipungkiri pula apa bila terdapat kesalahan atau kekeliruan pada saat perhitungan suara, karena tahun ini ada tahun pertama pemilihan serentak bukan hal yang mudah menghitung suara yang sangat banyak dengan jumlah penduduk negara Indonesia yang cukup banyak," ungkapnya.

Baca juga: Penjelasan Komisioner KPU soal Kabar Hoaks Kantor KPU Sumsel Dibakar

Pemilu tahun ini pun menurutnya sangat menarik dibandingkan sebelumnya, dimana langsung memberikan lima hak suara diwaktu yang bersamaan.

"Kalau kriteria Presiden menurut saya paham gimana cara memajukan Indonesia. bisa memajukan pendidikan di Indonesia bisa mempertahankan kenyamanan ketentraman wilayah Indonesia," ujarnya.

5. Dimas Anggara

 

Dimas Mahasiswa UnsriHANDOUT Dimas Mahasiswa Unsri

Dimas, mahasiswa fakultas Ekonomi Pembangunan Unsri semester VIII berpendapat, pihak KPU menurutnya belum mengambil tindakan terhadap temuan beberapa pelanggaran saat pelaksaan Pilpres berlangsung.

"Yang menarik adalah, pemilihan Presiden yang digabung sama legislatif. Pemilihan berlangsung dengan prinsip Luber (langsung, umum, bebas, rahasia) tetapi tidak Jurdil (jujur dan adil), "jelasnya,

Persoalan real count dan quick qount yang menjadi polemik pun menurutnya haruslah disikapi secara pintar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com