Begitu juga dengan yang diungkapkan Noker Jekyen, mahasiswa Unsri semester VI Jurusan Ekonomi Pembangunan. Menurut dia, polemik kekurangan surat suara di TPS menjadi isu negatif terhadap KPU sebagai penyelenggara Pemilu.
"Quick count yang di tayangkan di TV membuat masyarakat tidak percaya karena perbedaan antar berbagai lembaga survei yang dan kurang terbukanya sistem lembaga survei tersebut. Sehingga keyakinan masyarakat terhadap lembaga survei tersebut kurang di percaya,"
"Hasil real count dari KPU juga menurut saya tidak meyakinkan karena banyak kesalahan yang terjadi seperti input hasil dari C1 . Ini membuat masyarakat kurang yakin dengan hasil perhitungan," ujar Noker.
Baca juga: Beda dengan Prabowo, PKS Percaya Hasil Quick Count
Noker pun menginginkan sosok Presiden di Indonesia yang tegas.
"Kalau saya ingin sosok pemimpin memiliki visi misi yang jelas walaupun tidak banyak tapi bisa di pertanggung jawabkan. Seorang presiden yang tegas dan berpihak kepada masyarakat bukan kepada individu atau pribadi. Dan ini saya lihat ada di pak Prabowo," katanya.
Menurut dia, kalau pun memang ada kecurangan laporkan. Kejujuran terhadap pemilu ini juga harus ditegakkan.
"Tetapi tidak dapat dipungkiri pula apa bila terdapat kesalahan atau kekeliruan pada saat perhitungan suara, karena tahun ini ada tahun pertama pemilihan serentak bukan hal yang mudah menghitung suara yang sangat banyak dengan jumlah penduduk negara Indonesia yang cukup banyak," ungkapnya.
Baca juga: Penjelasan Komisioner KPU soal Kabar Hoaks Kantor KPU Sumsel Dibakar
Pemilu tahun ini pun menurutnya sangat menarik dibandingkan sebelumnya, dimana langsung memberikan lima hak suara diwaktu yang bersamaan.
"Kalau kriteria Presiden menurut saya paham gimana cara memajukan Indonesia. bisa memajukan pendidikan di Indonesia bisa mempertahankan kenyamanan ketentraman wilayah Indonesia," ujarnya.
Dimas, mahasiswa fakultas Ekonomi Pembangunan Unsri semester VIII berpendapat, pihak KPU menurutnya belum mengambil tindakan terhadap temuan beberapa pelanggaran saat pelaksaan Pilpres berlangsung.
"Yang menarik adalah, pemilihan Presiden yang digabung sama legislatif. Pemilihan berlangsung dengan prinsip Luber (langsung, umum, bebas, rahasia) tetapi tidak Jurdil (jujur dan adil), "jelasnya,
Persoalan real count dan quick qount yang menjadi polemik pun menurutnya haruslah disikapi secara pintar.