Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Pemilu 2019 dan Pahlawan Demokrasi yang Gugur

Kompas.com - 27/04/2019, 09:12 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

3. Diah Charisma Lestari

Mahasiswa semester 8 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Diah Charisma Lestari mengatakan, Pemilu serentak terlalu memberatkan bagi penyelenggara di lapangan. Dia menilai, pemilihan presiden dan pemilihan legislatif sebaiknya dipisah. Tidak dijadikan serentak seperti Pemuli 2019 kali ini.

“Kayaknya tidak usah digabung. Nggak semua orang memiliki daya tahan fisik yang kuat. Saya paham kenapa banyak korban. Itu nyawa manusia demi pemilihan sedangkan hasilnya masih diperebutkan oleh kedua pihak,” katanya.

Diah menilai, KPU kurang maksimal dalam mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara. Menurutnya, dengan beban KPPS yang harus menghitung lima jenis surat suara harus sesuai dengan bayaran yang didapatkannya.

Baca juga: KPU soal Santunan Pemilu: Korban Meninggal Dunia Rp 36 Juta, Sakit Rp 8 Juta-Rp 30 Juta...

 

Sedangkan dari sisi waktu, KPU kurang mempertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan KPPS untuk menyelesaikan penghitungan lima jenis surat suara itu.

“Dari segi fee, kemarin (Pilkada serentak) berapa surat suara yang harus dipilih, dibanding sekarang (Pemilu serentak) yang dua kali lipat (jenis surat suara). Dari segi fee harusnya sesuai dengan itu. Kalau misalnya dari segi waktu, kemarin sampai jam berapa, sekarang ada berapa yang harus dihitung. Dari segi waktu kurang dipertimbagkan,” jelasnya.

4. Vika Dwi Apriliana

Mahasiswa semester 4 D3 Public Relations Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya (UB), Vika Dwi Apriliana mengatakan, seluruh petugas KPPS seharusnya mendapat jaminan asuransi sebagai antisipasi dari kejadian di luar dugaan.

“Kalau dari petugas pelaksananya sudah bangga, bahkan sampai ada yang meninggal. Hanya dibutuhkan asuransi,” katanya.

5. Clarinta Ayu

Mahasiswa semester 6 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya (UB), Clarinta Ayu mengatakan, pelaksanaan Pemilu Serentak harus diperbaiki supaya tidak ada kasus suara tercoblos seperti yang terjadi di beberapa TPS.

“Kemarin rusuh adanya surat suara tercoblos itu kan, nah itu kayaknya harus diperbaiki, gimana caranya supaya tidak ada kecurangan seperti itu,” katanya.

6. Alifah Davida

Mahasiswa semester 6 D3 Public Relations Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Alifah Davida saat diwawancara pada Jumat (26/4/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Mahasiswa semester 6 D3 Public Relations Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Alifah Davida saat diwawancara pada Jumat (26/4/2019)
Mahasiswa semester 6 D3 Public Relations Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya (UB) Alifah Davida menilai pelaksanaan Pemilu Serentak 2019 sudah berjalan dengan baik meski ada beberapa kendala teknis yang harus diperbaiki.

“Menurut saya pelaksanaan Pemilu sudah sangat baik. Sudah sangat dipersiapkan dari jauh hari,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com