Salin Artikel

Kata Mahasiswa Universitas Brawijaya Soal Pemilu 2019 dan Pahlawan Demokrasi yang Gugur

Data terbaru KPU pada Jumat (26/4/2019), jumlah petugas KPPS yang meninggal mencapai 230 orang dan yang sakit mencapai 1.671 orang.

Sementara itu, Pemilu yang terpolarisasi pada dua kubu, yakni kubu pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saling klaim kemenangan dan menuduh terdapat kecurangan.

Kompas.com mewawancarai sejumlah mahasiswa di Universitas Brawijaya di Malang, Jatim, untuk mengetahui pendapat mereka mengenai pelaksanaan Pemilu 2019. 

Berikut wawancaranya:

Menurutnya, selain adanya bimbingan teknis, seharusnya KPU di daerah melakukan simulasi dan pelatihan untuk seluruh petugas KPPS. Sebab, pelaksanaan Pemilu serentak antara pemilhan presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kota/Kabupaten dan DPD masih baru pertama kali dilakukan di Indonesia.

“Pertama kurang adanya simulasi. Sebagian orang melihat pelaksanaan Pemilu ini gampang. Tapi sebetulnya perlu fisik yang kuat, dan perlu stamina yang hebat untuk mengawal Pemilu ini. Karena Pemilu 2019 ini merupakan Pemilu pertama yang surat suaranya lumayan banyak. Saya rasa perlu adanya latihan dan simulasi sebelum pelaksanaan,” katanya saat diwawancara di FTP UB pada Jumat (26/4/2019).

Secara keseluruhan, mahasiswa asal Indramayu, Jawa Barat itu menilai pelaksanaan Pemilu 2019 sudah baik meski secara tekis masih perlu ada yang diperbaiki. Terkait dengan tuduhan adanya kecurangan yang dialamatkan kepada KPU, dirinya mengaku belum menemui bukti.

“Sampai saat ini (kecurangan) masih simpang siur ya. Sebenarnya dari TPS tempat saya pilih kemarin tidak ada kecurangan. Pengawas juga ada disitu,” katanya.

Jumlah lima surat suara yang harus dicoblos pada Pemilu serentak membutuhkan tenaga dan pengetahuan teknis pelaksanaan pemungutan dan penghitungan surat suara yang mempuni.

“Kalau saya boleh saran kedepannya, tetap serentak tapi dengan catatan ada pelatihan kemudian pemilihan yang benar untuk jadi KPPS. Rekrutmennya harus lebih jelas lagi, jangan asal rekrut dari RT RW gitu,” katanya.

Mahasiswa semester 8 yang aktif di unit kegiatan English for Specific Purposes itu menganggap secara keseluruhan pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Serentak 2019 sudah berjalan baik.

“Walaupun masih banyak kekurangan, secara garis besar lancar. Kan kita tahu partisipasi pemilih kali ini lebih besar,” katanya.

“Kayaknya tidak usah digabung. Nggak semua orang memiliki daya tahan fisik yang kuat. Saya paham kenapa banyak korban. Itu nyawa manusia demi pemilihan sedangkan hasilnya masih diperebutkan oleh kedua pihak,” katanya.

Diah menilai, KPU kurang maksimal dalam mempersiapkan pelaksanaan pemungutan suara. Menurutnya, dengan beban KPPS yang harus menghitung lima jenis surat suara harus sesuai dengan bayaran yang didapatkannya.

Sedangkan dari sisi waktu, KPU kurang mempertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan KPPS untuk menyelesaikan penghitungan lima jenis surat suara itu.

“Dari segi fee, kemarin (Pilkada serentak) berapa surat suara yang harus dipilih, dibanding sekarang (Pemilu serentak) yang dua kali lipat (jenis surat suara). Dari segi fee harusnya sesuai dengan itu. Kalau misalnya dari segi waktu, kemarin sampai jam berapa, sekarang ada berapa yang harus dihitung. Dari segi waktu kurang dipertimbagkan,” jelasnya.

4. Vika Dwi Apriliana

Mahasiswa semester 4 D3 Public Relations Program Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya (UB), Vika Dwi Apriliana mengatakan, seluruh petugas KPPS seharusnya mendapat jaminan asuransi sebagai antisipasi dari kejadian di luar dugaan.

“Kalau dari petugas pelaksananya sudah bangga, bahkan sampai ada yang meninggal. Hanya dibutuhkan asuransi,” katanya.

5. Clarinta Ayu

Mahasiswa semester 6 Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya (UB), Clarinta Ayu mengatakan, pelaksanaan Pemilu Serentak harus diperbaiki supaya tidak ada kasus suara tercoblos seperti yang terjadi di beberapa TPS.

“Kemarin rusuh adanya surat suara tercoblos itu kan, nah itu kayaknya harus diperbaiki, gimana caranya supaya tidak ada kecurangan seperti itu,” katanya.

“Menurut saya pelaksanaan Pemilu sudah sangat baik. Sudah sangat dipersiapkan dari jauh hari,” katanya.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/27/09124861/kata-mahasiswa-universitas-brawijaya-soal-pemilu-2019-dan-pahlawan-demokrasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke