Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Taufik, Bocah Disabilitas dari Lombok Penyelamat Wisatawan Korban Longsor yang Masih Menunggu Bantuan

Kompas.com - 25/04/2019, 17:55 WIB
Idham Khalid,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Nama Taufik, bocah berumur 7 tahun sempat menjadi viral di media masa, setelah aksi heroiknya menyelamatkan puluhan turis asal Negara Malaysia.

Saat terjadi longsor akibat gempa yang bermagnitudo 5.8 di wisata Air Terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Barat, pada Minggu (17/3/2019) Lalu.

Sebagai penyandang disabelitas, yang tidak bisa mendengar dan berbicara, bagi Taufik tidak menghalanginya untuk membantu sesama.

Terbukti, keikhlasan dan keberaniannya dalam keikutsertaan mengevakuasi puluhan warga Malaysia, yang terjebak longsor di Air Terjun Tiu Kelep.

Baca juga: Kisah Taufik, Bocah Disabilitas dari Lombok yang Jadi Pahlawan Warga Malaysia

Diberitakan sebelumnya, Taufik akan dibantu oleh Tim Global Paace Mssion Malaysia, dan Kedutaan Besar Malaysia, untuk menjalani pengobatan di Malaysia, agar bisa berbicara dan mendengar.

Namun, sampai saat ini belum terealisasi dan keluarganya masih menunggu bantuan tersebut.

Kepala Dusun Lendang Cempake, Desa Senaru, Sarwan menyebutkan, Taufik yang direncanakan akan dibantu biaya operasinya sampai saat ini belum terealisasi.

"Rencana operasi Taufik kita masih menunggu, sampai sejauh ini belum ada kabar lagi," ungkap Sarwan, Kamis (25/4/2019).

Sarwan menyebutkan, dari hasil rekam medik di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB lalu, biaya untuk operasi Taufik terbilang banyak.

"Dari hasil rekam medik kemarin, biaya yang harus disiapkan itu sangat mahal, mencapai banyak Dolar," kata Sarwan.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Kisah Taufik Si Penyelamat di Air Terjun Tiu Kelep | Bayi Kembar Bernama Prabowo dan Sandi

Walaupun belum ada tindak lanjut untuk pengobatan dan perawatan, namun Taufik tidak ingin bersedih.

Ditemui di rumahnya Kamis, Taufik terlihat ceria bermain dengan teman-temannya.

Di depan halaman rumahnya, terlihat dia bergantian bermain sepeda dengan teman sebayanya, sesekali ia bergaya dengan mengangkat roda depan sepedanya seperti pembalap.

Terlepas dari keceriaan Taufik, yang masih anak-anak dan belum memikirkan jauh tentang masa depannya, ternyata Taufik punya banyak kisah hidup yang memilukan dengan neneknya.

Taufik merupakan anak kedua dari pasangan Jayanom dan Mistranep, namun. Semenjak kelahiran Taufik, ibu dan bapak Taufik bercerai dan tidak bisa bersatu lagi.

kedua orangtuanya, masing-masing kini sudah menikah dengan orang lain, hingga Taufik harus diadopsi oleh neneknya Siranim.

Baca juga: Kisah Bocah Taufik Penyelamat Turis Korban Longsor di Lombok, Ditawari Operasi oleh Malaysia (2)

Tinggal bersama neneknya dengan fisik dan ekonomi yang terbatas, membuat Taufik tidak bisa sekolah, ia harus mencari uang, bekerja sebagai pemandu wisata di Air Terjun Tiu Kelep, untuk membantu biaya hidup sehari-harinya.

"Sudah sekitar 4 tahun, bersama teman-temannya menjadi penunjuk jalan di Air Terjun," kata Paman Taufik, Sirsalim (40) saat ditemui di tempat tinggal Taufik.

Di sebuah rumah berdinding bedek dengan alas lantai masih menggunakan tanah dan beratapkan seng, Taufik tinggal bersama neneknya.

Terlihat dalam rumahnya tak ada satupun kamar yang memisahkan tempat tidur dengan dengan dapurnya.

Di atas dan disamping tempat tidur Taufik pun terlihat banyak bergelantungan seperti panci, wajan dan perabotan lainnya.

Kondisi tempat tinggal yang sangat memperhatikan, tidak hanya tempat tidur, namun juga rumah Taufik belum mempunyai MCK. Jika Taufik ingin buang air besar, dia harus pergi ke kebun-kebun.

"Kami belum punya kamar mandi, kalok buang hajat, kita ke kebun-kebun," ungkapnya.

"Harapan kami, semoga saja ada bantuan, untuk memperbaiki rumah ini," katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com