Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bocah Taufik Penyelamat Turis Korban Longsor di Lombok, Ditawari Operasi oleh Malaysia (2)

Kompas.com - 26/03/2019, 09:00 WIB
Fitri Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com - Meski memiliki keterbatasan sebagai penyandang tunarungu, Taufik (12) senang menjadi seorang pemandu wisata cilik di kawasan wisata air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.

Hatinya yang luas terbukti pula dengan keberaniannya turut dalam evakuasi 22 turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun itu pada Minggu (17/3/2019).

Taufik sama sekali tak bisa mendengar. Begitu pula berbicara. Dia terlahir tanpa daun telinga.

Baca juga: Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1)

Pada Sabtu (23/3/2019) sore, Taufik baru saja menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Mereka menaiki mobil ambulans untuk diantar pulang ke rumahnya di Desa Senaru.

UPDATE: Mari kita bantu Taufik dan keluarganya agar bisa bangkit dan hidup layak. Kompas.com menggalang dana untuk Taufik melalui Kitabisa.com. Klik di sini untuk donasi. 

Setelah Taufik menjadi buah bibir karena turut menyelamatkan para wisatawan Malaysia itu, dia direkomendasikan untuk menjalani operasi telinga agar dia bisa mendengar dan berbicara.

Dia harus menjalani pemeriksaan awal, sebelum pemeriksaan lanjutan lainnya agar proses operasi berjalan baik sebelum tim medis memutuskan apakah dia akan dioperasi di Indonesia atau di Malaysia.

Baca juga: Kesaksian Warga Malaysia, saat Longsor di Tiu Kelep Terjadi 3 Kali Getaran dalam 5 Menit

Opsi yang terakhir merupakan bantuan dari pihak Malaysia yang merasa berutang budi. Taufik ingin dibawa Tim Global Paace Mssion Malaysia dan Kedutaan Besar Malaysia untuk menjalani pengobatan di Malaysia agar bisa berbicara dan mendengar.

Namun, Rumeni (11), sepupu Taufik, sempat mengungkapkan keraguan sang nenek, Siranim, akan operasi telinga yang akan dijalani cucunya itu.

"Mau dia (Taufik) dioperasi, tapi nenek saya takut. Nanti Taufik meninggal, tak ada yang cari uangnya," kata Rumeni.

 

Taufik (kanan), bocah disabilitas penyelamat rombongan turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, bersama neneknya.KOMPAS. Com/Fitri Rachmawati Taufik (kanan), bocah disabilitas penyelamat rombongan turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, bersama neneknya.
Gemar berbagi 

Bagi keluarga dan teman-temannya, Taufik dikenal murah hati. Dia gemar berbagi apa saja yang disukainya kepada orang lain.

Seperti ketika pulang dari menjalani pemeriksaan di rumah sakit pada Sabtu sore itu, dia membawa 5 buah durian.

Baca juga: 6 Fakta 40 Wisatawan Terjebak di Air Terjun Tiu Kelep, Tiga Tewas hingga Wisata Air Terjun Ditutup

Dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh Renawadi, sepupu Taufik lainnya yang mendampingi dia menjalani pemeriksaan, Taufik mengaku tak sabar sampai di rumah dan bertemu nenek serta saudara dan teman-temannya.

"Tadi dia beli (durian) sebelum tiba di Bayan. Dia suka berbagi anak ini. Semua orang mau dia kasih apa yang dia suka dan makan, perhatian orangnya," ungkap Renawadi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com