"Ini perlu sekali karena wilayah kita wilayah Lombok adalah wilayah gempa. Ini menyangkut keselamatan pengunjung, saya kira ini juga prioritas," tegas Sudiono.
Sehingga, jika ada wisatawan terpaksa lewat jalur yang rawan itu, mereka tidak boleh berhenti terlalu lama ataupun mendirikan tenda di lokasi rawan longsor.
Sudiono mengatakan, untuk kenyamanan para pengunjung, peta kerawanan gempa dan rambu-rambu harus jelas.
Dari keempat jalur yang rencananya akan dibuka, lanjut Sudiono, hanya jalur Sembalun yang sudah memiliki peta kerawanan gempa.
Hingga saat ini, pemeliharaan jalur pendakian dan pemasangan rambu-rambu belum selesai dilakukan.
"Dua-duanya (Sembalun dan Senaru) belum dilakukan pemeliharaan jalur. Artinya rambu-rambu belum ada. Baru sebagian sudah diperbaiki untuk Senaru, tapi peta kerawanan gempa belum ada," kata Sudiono.
Selain masih menunggu tenaga teknis dari PVMBG, faktor cuaca dengan curah hujan yang masih cukup tinggi di wilayah NTB, menjadi pertimbangan belum dibukanya jalur pendakian Gunung Rinjani.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan