Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Ende Sebut 18 Desa di Wilayahnya Belum Teraliri Listrik

Kompas.com - 14/04/2019, 10:57 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Bupati Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Marselinus Petu, menyebut, 18 desa di wilayahnya hingga saat ini belum menikmati listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hal itu disampaikan Marselinus ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (14/4/2019) pagi.

Menurut Marsel, dari total 255 desa di Ende, masih tersisa 18 desa yang sampai sekarang belum menikmati listrik dari PLN.

Marsel pun telah berkoordinasi dengan pihak PLN agar desa-desa yang belum berlistrik bisa dituntaskan dalam tahun ini.

"Kita sudah sampaikan ke PLN dan mereka siap untuk merealisasikannya dalam tahun ini," ucap Marselinus.

Baca juga: PLN Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Untuk Terangi 17 Pulau di Madura

Pemerintah, lanjut Marselinus, sedang mengupayakan sambungan listrik dari rumah ke rumah dengan sejumlah alternatif pembiayaan seperti dana desa, APBD, serta dukungan program penyambungan gratis yang disediakan PLN.

Kebutuhan listrik, kata bupati dua periode itu, sangat penting untuk menggerakkan perekonomian masyarakat dan juga merangsang pertumbuhan sektor lain, salah satunya untuk investasi di bidang pariwisata.

Marselinus mengatakan, hal ini penting karena begitu investor datang dan mengetahui listrik di Ende masih mati-hidup karena pakai PLTD, maka mereka bisa membatalkan minatnya untuk berinvestasi.

Politisi Golkar itu meyakini, kebutuhan listrik di daerahnya ke depan segera teratasi karena adanya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sokoria.

Pembangkit listrik baru yang memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) ini, lanjutnya, memiliki kapasitas sebesar 2x15 mega watt (MW).

Baca juga: PLN Distribusi Jatim Jamin Pasokan Listrik di 130.010 TPS Lancar

Marsel menyebut, jika kapasitas ini bisa dimanfaatkan semua, maka tidak hanya di Ende, namun bisa disalurkan untuk seluruh Pulau Flores.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com