Menurutnya gerakan literasi harusnya didukung pemerintah, bukan sebaliknya ditutup paksa dengan dalih belum punya izin penggunaan area publik.
"Tindakan itu sama dengan upaya membunuh semangat kreativitas dan upaya masyarakat menumbuhkan minat baca karena budaya literasi dan minat baca masyarakat masih rendah," jelas Sirtu.
Baca juga: 5 Fakta Penutupan Paksa Komunitas Baca di Mataram, Masalah Izin hingga Kepala Dinas Minta Maaf
Penutupan lapak bacaan itu juga bertentangan dengan spirit sebagai kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya.
"Dengan dalih apapun harusnya pemerintah tidak bertindak seperti itu," katanya.
Komunitas literasi, menurut Sirtu adalah gerakan yang sangat positif karena mereka tergerak karena kesadaran, keprihatinan dan mau berbuat sesuatu bagi daerahnya. Selain itu mereka bergerak secara mandiri tanpa biaya dari pemerintah, dan tidak mencari untung.
"Kalaupun harus membuat izin, Pemkot Mataram tidak harus langsung menutup lapaknya," ungkapnya.
Sosialisasi aturan sangat penting agar warga juga paham aturan main.
Karena itu, AJI Mataram yang juga konsen pada gerakan literasi sangat menyesalkan penutupan lapak bacaan komunitas BIAP.
AJI Mataram meminta kepada Pemkot Mataram memberikan ruang bagi komunitas literasi seperti BIAP dan komunitas serupa lainnya tanpa harus dipersulit mengurus perizinan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.