Keenamnya juga disebut melanggar aturan lantaran menggunakan atribut seperti seragam dan juga terdapat logo Provinsi Banten di bagian lengannya.
Baca berita selengkapnya: 6 Guru Honorer di Tangerang Dipecat karena Foto Pose Dua Jari Sambil Pegang Stiker Prabowo-Sandi
Keinginan Ahmad Sukoco, seorang petani asal Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapatkan tambahan penghasilan di luar profesinya akhirnya terwujud.
Bukan bermodal cangkul, pupuk dan keahlian ilmu taninya. Berkat keahliannya mengolah kata-kata yang sederhana menjadi lelucon dan humor, Ahmad Sukoco yang sekarang tenar dipanggil Pak Ndul kini menikmati hasilnya.
Bersama lima anggota tim kreatifnya, dua bulan berkarya konten video lucu, Pak Ndul yang menggunakan akun Wagu (Waton Guyon) berhasil meraih 665.552 subscriber dan 34.101.359 penayangan di YouTube.
"Awalnya Wagu (waton guyon) itu ada enam orang. Dari enam orang ini, empatnya menjadi talent dan saya bersama adiknya lebih banyak dibelakang kamera," ungkap Pak Ndul.
Baca berita selengkapnya: Cerita Pak Ndul, Petani Asal Madiun yang Viral di YouTube Berkat "Ahlinya Ahli"
Pernyataan Bahar bin Smith yang menilai Presiden Jokowi bersikap tidak adil dalam kasus yang menjeratnya, mendapatkan perhatian sejumlah pihak.
Bahkan, kepolisian akan mempelajari penyataan Bahar yang ditunjukan kepada Presiden Jokowi tersebut.
Menanggapi hal tersebut, penasihat hukum Bahar, Guntur Fatahilah mengatakan, semua warga negara berhak menyatakan pendapatnya.
"Semua warga negara berhak untuk berekspresi menyatakan pendapatnya," kata Guntur, usai persidangan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).
Baca berita selengkapnya: Soal Pernyataan Bahar Bin Smith ke Jokowi, Kuasa Hukum Nilai Semua Warga Negara Bebas Berekspresi
Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya akan membangun alun-alun di bawah tanah.
Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Iman Krestian mengatakan, pihaknya telah mendesain alun-alun tersebut dengan sejumlah fasilitas.
"Di sana ( Alun-alun Surabaya) selain tempat ngumpul seperti alun-alun biasa, di sana itu juga ada aktivitas istilahnya spatio temporal yang bisa dibuat macam-macam. Tidak fix dibuat sentra PKL, ada banyak aktivitas," kata Iman kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).
Baca berita selengkapnya: Begini Desain Alun-alun Surabaya yang Dibangun di Bawah Tanah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.