Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Hasil Survei Litbang Kompas Per Wilayah | 6 Guru Honorer Dipecat karena Foto Pose Dua Jari

KOMPAS.com - Gara-gara foto sambil pegag stiker Prabowo-Sandi dan acungkan dua jari, enam  guru honorer di Kabupaten Tangerang, Banten, dipecat.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten Komarudin menjelaskan keenam aparatur sipil negara (ASN) itu dianggap telah melanggar peraturan, salah satunya tidak boleh berkampanye di lingkungan pendidikan.

Hasil survei terbaru Litbang Kompas pada akhir Februari hingga awal Maret 2019 menunjukkan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin cenderung menurun, sedangkan elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cenderung naik.

Hasil survei juga menunjukkan adanya pergeseran dukungan yang menggambarkan tren elektabilitas kedua pasangan secara keseluruhan di sejumlah wilayah.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

Pasangan Jokowi-Ma'ruf secara keseluruhan masih unggul di Pulau Jawa, sedangkan Prabowo-Sandi menang di Sumatera.

Di Pulau Jawa, Jokowi-Ma'ruf antara lain unggul di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Timur.

Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 61,6 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 18,4 persen.

Meski demikian, di wilayah yang semula didominasi Jokowi-Ma'ruf ini, selisih keunggulan kian sempit. Selisih elektabilitas yang semula 62,8 persen untuk keunggulan Jokowi-Ma'ruf kini menyempit menjadi 43,2 persen

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Banten Komarudin mengatakan, keenam guru tersebut dipecat satu hari setelah foto tersebut viral di media sosial pada Senin (18/3/2019).

"Iya betul dipecat, diberhentikan oleh Kepala Dinas Pendidikan, karena pengangkatan oleh dinas," kata Komarudin saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/3/2019).

Komarudin menyebut, enam guru tersebut merupakan tenaga honorer di SMAN 9 Kabupaten Tangerang. Sementara tempat pengambilan foto dilakukan di salah satu ruangan di sekolah.

Dari analisis foto yang dilakukan dan berdasarkan laporan kronologi dari yang bersangkutan, kata Komarudin, foto tersebut diambil secara sengaja, karena diarahkan.

Keenamnya juga disebut melanggar aturan lantaran menggunakan atribut seperti seragam dan juga terdapat logo Provinsi Banten di bagian lengannya.

Keinginan Ahmad Sukoco, seorang petani asal Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapatkan tambahan penghasilan di luar profesinya akhirnya terwujud.

Bukan bermodal cangkul, pupuk dan keahlian ilmu taninya. Berkat keahliannya mengolah kata-kata yang sederhana menjadi lelucon dan humor, Ahmad Sukoco yang sekarang tenar dipanggil Pak Ndul kini menikmati hasilnya.

Bersama lima anggota tim kreatifnya, dua bulan berkarya konten video lucu, Pak Ndul yang menggunakan akun Wagu (Waton Guyon) berhasil meraih 665.552 subscriber dan 34.101.359 penayangan di YouTube.

"Awalnya Wagu (waton guyon) itu ada enam orang. Dari enam orang ini, empatnya menjadi talent dan saya bersama adiknya lebih banyak dibelakang kamera," ungkap Pak Ndul.

Pernyataan Bahar bin Smith yang menilai Presiden Jokowi bersikap tidak adil dalam kasus yang menjeratnya, mendapatkan perhatian sejumlah pihak.

Bahkan, kepolisian akan mempelajari penyataan Bahar yang ditunjukan kepada Presiden Jokowi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, penasihat hukum Bahar, Guntur Fatahilah mengatakan, semua warga negara berhak menyatakan pendapatnya.

"Semua warga negara berhak untuk berekspresi menyatakan pendapatnya," kata Guntur, usai persidangan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (21/3/2019).

Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya akan membangun alun-alun di bawah tanah.

Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Iman Krestian mengatakan, pihaknya telah mendesain alun-alun tersebut dengan sejumlah fasilitas.

"Di sana ( Alun-alun Surabaya) selain tempat ngumpul seperti alun-alun biasa, di sana itu juga ada aktivitas istilahnya spatio temporal yang bisa dibuat macam-macam. Tidak fix dibuat sentra PKL, ada banyak aktivitas," kata Iman kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

https://regional.kompas.com/read/2019/03/22/07505571/populer-nusantara-hasil-survei-litbang-kompas-per-wilayah-6-guru-honorer

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke