LABUAN BAJO,KOMPAS.com-Kepala Biro Hubungan Masyarakat sekaligus juru bicara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Jelamu menjelaskan, Pemprov NTT merancang jalan alternatif di lokasi bencana alam tanah longsor di Jalan Transflores Ruteng-Labuan Bajo.
"Membuka jalan alternatif di lokasi tanah longsor tentu berdasarkan kajian dari berbagai pihak, khususnya Dinas Pekerjaan Umum. Gubernur NTT akan mengirimkan tim untuk melakukan survei dan kajian jalan alternatif di lokasi tanah longsor," jelas Jelamu kepada KOMPAS.com di Labuan Bajo, Rabu (20/3/2019).
Jelamu mengatakan, warga terdampak bencana alam tanah longsor meminta Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat membuka dan membangun jalan alternatif.
"Kemarin Gubernur memberikan jawaban kepada warga terdampak bencana alam tanah longsor bahwa Pemprov NTT siap membangun jalan alternatif setelah ada kajian dari tim teknis yang akan dikirim dari Kupang," jelasnya.
Baca juga: Kesaksian Warga Malaysia, saat Longsor di Tiu Kelep Terjadi 3 Kali Getaran dalam 5 Menit
Jelamu menjelaskan, tanah longsor terjadi di Jalan Transflores dari Kampung Cekonobo-Melo, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat yang rentan dengan tanah turun saat musim hujan.
"Tanah-tanah di lereng Bukit Mbeliling sudah turun di kiri jalan. Dan setiap saat bisa timbun jalan," jelasnya.
Jelamu menambahkan, Gubernur NTT sudah diperintahkan Presiden RI untuk menangani bencana alam tanah longsor dan bencana alam lainnya di Kabupaten Manggarai Barat.
Pemprov NTT sudah menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak bencana alam tanah longsor.
Bencana alam tanah longsor di Jalan Transflores Ruteng-Labuan Bajo, Kamis (7/3/2019) menewaskan 8 warga Kampung Culu yang tertimbun tanah longsor didalam rumah.
Akibatnya, ratusan warga mengungsi di kampung tertangga di Kampung Cekonobo, Wersawe dan Melo.
Saat bencana alam tanah longsor ada 20 titik. Ada sejumlah jembatan yang rentan longsor takkala ada hujan di sekitar lokasi itu.