Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Arita Menghidupkan Perpustakaan yang Mati Suri hingga Meraih Segudang Prestasi

Kompas.com - 20/03/2019, 13:48 WIB
Rahmat Rahman Patty,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

“Rumah saya menjadi tempat kumpul saat itu. Saya sendiri bersedia mengelola perpustakaan ini karena punya basic dengan komunitas literasi sejak sekolah hingga mahasiswa,”katanya.

Kerepotan

Ibu dua anak ini menuturkan, awalnya dia sedikit kerepotan untuk membenahi perpustakaan tersebut, sebab dia memulai semuanya dari awal. Mengatur ruangan,mengangkat buku-buku lalu dari lantai dua kantor Desa Batu Merah dan membersihkan buku-buku dari debu hingga menyusun dan menata perpustakaan menjadi lebih baik harus dilakukannya saat itu.

Kini Arita tidak lagi sendiri, karena dia telah mempunyai dua rekan yang selalu membantunya mengelol perpustakaan tersebut yakni Mega Lestari Jafar dan Dian.

“Saat ini saya punya dua teman lagi yang jadi relawan di sini,” ujarnya.

Menurut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon ini, perpustakaan yang dikelolanya kini ramai dikunjungi warga setiap harinya. Selain membaca, para pengunjung mulai dari pelajar, mahasiswa hingga ibu-ibu dan masyarakat umum juga memanfaatkan komputer dan jaringan internet yang disediakan gratis di perpustakaan tersebut.

“Semuanya gratis dan siapa saja bebas datang ke sini. Biasanya anak-anak datang untuk mencari tugas di internet, begitupun juga warga lainnya, jadi pengunjungnya ramai di sini,”katanya.

Bina 500 Pelaku UMKM

Selain sebagai tempat membaca buku, Perpustakaan Hatukau juga bergerak pada pengembangan ekonomi perempuan dan masyarakat hingga terlibat dalam berbagai pelatihan untuk mendorong peningkatan kemampuan ekonomi pelaku UMKM di Kota Ambon.

Arita mengatakan, sejak Maret 2017, pihaknya telah membuat kegiatan pelatihan digitalisasi ekonomi yang diikuti sebanyak 500 pelaku UMKM di Kota Ambon. Dalam kegiatan itu, Perpustkaaan Hatukau ikut bekerjasama dengan berbagai pihak dan BUMN seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, BNI juga Nurbaya.id.

Kegiatan pelatihan itu sengaja dilakukan untuk mendorong pengembangan usaha pelaku ekonomi kecil menangah di Kota Ambon agar dapat bergerak maju. Pelatihan itu umumnya didominasi oleh kaum perempuan.

Lewat kegiatan itulah, Perpustakaan Hatukau membina para pelaku UMKM untuk lebih kreatif dalam memasarkan produknya serta memberikan akses agar produk yang dihasilkan para pelaku UMKM dan kaum perempuan di Ambon dapat dipasarkan secara luas melalui market online.

“Sekarang perpustakaan sendiri sudah punya data by name by adress pelaku UMKM. setelah dari situ kami lebih pada pembinaan. Perpusatakaan ini tidak punya uang, beda dengan SKPD mereka punya anggaran untuk lakukan pembinaan. Jadi kami basisnya balik lagi dengan buku. Maka kami mengarahkan pelaku UMKM untuk ke perpusatakaan di sini ada buku-buku tersedia contohnya soal kuliner, makanan sehat dan lain-lain,”ungkapnya.

Banyak pelaku UMKM yang kemudian terus berkunjung ke perpustakaan setelah mengikuti kegiatan tersebut. Umumnya mereka mencari buku-buku kuliner hingga belajar menggunakan internet untuk mencari informasi guna memudahkan usaha yang dirintis.

“Mereka datang baca lalu kami meflowup lagi jadi kami mengarahkan mereka lagi untuk mencari informasi lewat internet yang disediakan gratis y di perpustkaan. Kami juga bekerjasama dengan nurbaya.id untuk membuka akses pasar secara online bagi pelaku UMKM termasuk belanja.com, produknya juga sampai ada di buka lapak,”bebernya .

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com