Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] 73 Warga Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Jayapura | Buron Caleg PKS Ditangkap

Kompas.com - 18/03/2019, 08:47 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Setelah buron dan terus berpindah tempat, calon legislatif (caleg) berinisial AH yang menjadi tersangka kasus pencabulan anaknya sendiri akhirnya ditangkap di Pauh, Padang, Sumatera Barat, Minggu (17/3/2019).

Caleg dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini ditangkap di tepi jalan. Dia diringkus oleh jajaran Polres Pasaman Barat yang dipimpin Kasat Reskrim Polres Pasaman Barat AKP Afrides langsung ketika sedang menunggu mobil.

"Tersangka telah kami tangkap di Pauh Padang. Dia sedang menunggu mobil mau pergi dari Padang. Namun, sebelum mobilnya datang, kami berhasil meringkusnya," ujar Kapolres Pasaman Barat AKBP Iman Pribadi Santoso saat dihubungi, Minggu (17/3/2019).

Baca berita selengkapnya: Kabur hingga Depok dan Jakarta, Caleg PKS yang Cabuli Anaknya Ditangkap

4. Fakta penangkapan Romahurmuziy oleh KPK

Fakta di balik operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy pada hari Jumat (15/3/2019) di restoran Hotel Bumi, Surabaya, menarik perhatian pembaca.

Seperti diketahui, Selain Romy, KPK menangkap HRS, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur; MFQ, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik; ANY, asisten RMY; AHB, calon anggota DPRD Kabupaten Gresik dari PPP; dan S, sopir MFQ dan AHB.

Dalam operasi itu, KPK juga mengamankan uang tunai senilai Rp 156.758.000. Menurut Laode M Syarif, Wakil Ketua KPK, Romahurmuziy diduga menerima suap dari HRS, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, dan MFQ, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.

Baca berita selengkapnya: Fakta OTT Ketum PPP Romahurmuziy, Sempat Berusaha Kabur dari Petugas KPK hingga Diduga Terkait Seleksi Jabatan Kemenag

5. Sosok Lilik, WNI korban meninggal teror di Selandia Baru

Lilik Abdul Hamid, WNI yang meninggal dunia dalam aksi penembakan di Christchurch Selandia Baru merupakan sosok alumnus penerbangan yang berprestasi.dok Facebook Lilik Abdul Hamid, WNI yang meninggal dunia dalam aksi penembakan di Christchurch Selandia Baru merupakan sosok alumnus penerbangan yang berprestasi.

Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid, warga negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia dalam aksi penembakan di Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, merupakan alumni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug, Tangerang, Banten.

Ketua Ikatan Alumni STPI Curug, Salahudin Rafi, mengatakan, almarhum merupakan lulusan tahun 1983. Saat itu, STPI masih bernama Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (PLP).

"Beliau masuk tahun 1981 berarti lulus 1983. Kalau dilihat dari tahunnya, saat itu masih PLP, kaena baru berubah jadi STPI sekitar tahun 2000-an," kata Rafi ketika dihubungi Kompas.com melalui telepon, Minggu (17/3/2019).

Baca berita selengkapnya: Sosok Lilik Abdul Hamid, WNI yang Tewas dalam Teror Penembakan di Masjid Selandia Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com