Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Dugaan Pemerkosaan Bidan Y: Alat Bukti Tidak Ada hingga Buruh Batu Dipaksa Mengaku Jadi Pelaku

Kompas.com - 25/02/2019, 08:00 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANGKOMPAS.com — Kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa seorang bidan desa berinisial Y di Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, belum menemukan titik terang.

Sebab, beberapa waktu lalu polisi mengalami kesulitan untuk mengungkap kasus tersebut karena belum mendapatkan alat bukti yang cukup, seperti cairan sperma di TKP, bahkan tak adanya jejak kaki dan sidik jari di tempat pemerkosaan.

Selain itu, penyidik juga mengalami kesulitan karena minimnya informasi dari korban karena bidan Y tidak mengenali wajah pelaku.

Namun, hal yang menghebohkan dari kasus ini, mendadak muncul Harismail alias Ujang (25) yang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya setelah diduga menjadi korban salah tangkap oknum polisi.

Baca juga: Diculik Lalu Dipukuli, Buruh Batu Dipaksa Mengaku Perkosa Bidan

Haris atau Ujang mengaku menjadi korban penculikan oleh sekelompok orang saat membeli rokok pada Sabtu (23/2/2019).

Sekelompok pria tersebut memaksanya masuk ke mobil dan memukuli Haris atau Ujang tanpa sebab. Bahkan, tangan laki-laki yang berprofesi sebagai buruh pemecah batu ini diikat dan wajahnya ditutup.

Dengan kondisi tak melihat wajah pelaku, korban dipaksa mengaku jika sudah memerkosa Bidan Y. Jelas saja, tuduhan itu dibantah korban.

"Saya bilang tidak. Saya bantah, saya bukan pemerkosa bidan itu," kata Haris, Minggu (24/2/2019).

Baca juga: Kasus Penculikan Buruh Batu, Kapolda Sumsel Duga Oknum Polisi Terlibat

 

Penculik Haris sempat letuskan tembakan 

Ilustrasi penembakanShutterstock Ilustrasi penembakan
Krisna Murdani (25), teman akrab Haris atau Ujang, yang melihat aksi penangkapan itu, mengatakan, ada dua mobil dan tiga motor ketika penangkapan rekannya itu terjadi.

"Satu mobil Innova, satu mobil Avanza, sisanya naik motor langsung menghentikan Haris dan memasukkannya ke mobil," kata Krisna.

Krisna pun berujar jika kelompok pria tersebut sempat mengeluarkan tembakan sebanyak tiga kali untuk membawa Haris.

Karena kebingungan, Krisna langsung menanyakan apa yang menimpa rekannya tersebut.

"Saya tanya mau dibawa ke mana Haris. Dibilang, ke Polda. Saya bingung, padahal kami baru pulang ngangkut batu di Kayuagung. Haris juga waktu beli rokok pakai motor saya," ujarnya.

Baca juga: 5 Fakta Kasus Pemerkosaan Bidan Y, Diduga Pelaku 5 Orang hingga Korban Alami Trauma

 

Pelaku diduga oknum polisi

 

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara saat memberikan keterangan terkait seorang bidan di Kabupaten Ogan Ilir yang mengaku menjadi korban pemerkosaan, Jumat (22/2/2019).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara saat memberikan keterangan terkait seorang bidan di Kabupaten Ogan Ilir yang mengaku menjadi korban pemerkosaan, Jumat (22/2/2019).

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Zulkarnain Adinaegara menduga, aksi penculikan dan penganiayaan terhadap Haris dilakukan oleh oknum polisi. Namun, saat ini ia belum mengetahui oknum tersebut dari satuan mana.

"Saya berpendapat ini oknum polisi. Tidak mungkin preman nangkap orang, kecuali preman itu keluarga korban, bisa jadi mungkin dongkol," kata Zulkarnain saat memberikan keterangan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (24/2/2019).

Zulkarnain mengatakan, Haris yang menjadi korban tidak mengetahui siapa oknum polisi tersebut, terlebihnya ditutup ketika ditangkap.

"Dia (korban) tidak bisa menjelaskan siapa orang tersebut dari satuan mana. Keterangannya Polda, tapi tidak tahu satuan mana. Itu aibnya saya, tanggung jawab saya," ujarnya.

"Pak polisi tidak boleh mengungkap kasus seperti itu, harus didukung hasil labfor, penyelidikan. Kalau dia korban, kami buktikan secara ilmaiah. Untuk kasus pemerkosaan apalagi, tidak mungkin orang diperkosa tanpa alat bukti," ujar Zulkarnain.

Baca juga: Jika Terbukti Buat Laporan Palsu, Bidan yang Mengaku Diperkosa Akan Dimaafkan

 

Propam selidiki pelaku penculik Haris

Petugas Inafis Polres Ogan Ilir melakukan upaya pencarian sidik jari pelaku perampokan dan pemerkosaan seorang bidan desa di Ogan IIir Selasa (19/2/2019) dini hari kemarinKOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA Petugas Inafis Polres Ogan Ilir melakukan upaya pencarian sidik jari pelaku perampokan dan pemerkosaan seorang bidan desa di Ogan IIir Selasa (19/2/2019) dini hari kemarin
Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumatera Selatan kini ikut menyelidiki kasus dugaan salah tangkap yang menimpa Haris.

Zulkarnain menuturkan, korban tidak mengetahui identitas oknum polisi tersebut lantaran wajahnya ditutup saat diinterogasi di mobil.

"Dalam pemeriksaan itu dia (korban) dipaksa untuk mengakui dia memerkosa. Apa dasarnya oleh yang bersangkutan (pelaku) itu tidak jelas. Korban hanya diambil oleh sekelompok orang, dipaksa untuk mengakui dia yang memerkosa," ujarnya.

Baca juga: Propam Polda Sumsel Selidiki Dugaan Polisi Salah Tangkap Pemerkosa Bidan 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com