Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Immigratoir" Asal Afghanistan Mogok Makan, 2 Orang Bakar Diri

Kompas.com - 11/02/2019, 13:31 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Ratusan warga negaraBangladeshdiamankandari sebuah ruko di jalan Pantai Barat, Medan, dandibawa ke kantor imigrasi Medan. Sebelum dibawa ke kantor imigrasi, ke-193 warga asing ini terlebih duludiperiksa oleh petugas kepolisian di Mapolrestabes Medan. Namun karena keterbatasan tempat, mereka kemudian dibawa dengan menggunakan lima truk ke Rudenim Belawan untuk ditampung sementara waktu.

Sebenarnya, kata Arthur, ditolaknya permohonan pencari suaka oleh UNHCR karena ulah mereka yang tidak mau mengikuti prosedur.

"UNHCR beberapa kali datang untuk membuka kasus mereka tapi tetap saja mereka menolak bahkan melontarkan makian kepada petugas UNHCR yang datang," ujarnya.

Dikatakannya, jumlah WNA di Rudenim Manado saat ada 14 orang.

"12 orang asal Afghanistan, satu dari Malaysia, satu Somalia," katanya.

Sementara, adik Sajjad, Zahra (23) mengaku, aksi mogok makan dan bakar diri keluarganya di Rudenim karena UNHCR telah menutup kasus mereka, dan surat IOM tetang diputusnya pemberian kebutuhan dan fasilitas bantuan.

"Lucunya kenapa sudah 20 tahun baru UNHCR dan IOM mengambil keputusan ini? Selama 20 tahun ini, kami keluarga tidak ada status. Status kami terus digantung," katanya.

"Pihak UNHCR dan IOM selalu mengatakan keluarga saya tidak kooperatif. Bagaimana kami mau kooperatif ketika tawaran mereka itu sangat memberatkan keluarga. Setiap mereka datang selalu mengatakan lupakan 20 tahun lalu," sebut Zahra.

Untuk diketahui, immigratoir asal Afghanistan sudah berada di Indonesia sejak tahun 2000. Mereka menggunakan perahu menuju Australia, namun terdampar di Indonesia. Kemudian dibawa ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selama 11 tahun mereka di sana. Selanjutnya dipindahkan ke Rudenim Manado pada 27 April 2011 sampai saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com