MEDAN, KOMPAS.com – Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengharapkan semua pihak membiarkan rakyat memilih sesuai hati nuraninya.
Jangan ada tekanan atau intimidasi untuk memenangkan salah satu calon pada Pemilu 2019 mendatang.
Dia mengatakan hal ini ketika menerima audensi Komisioner KPU dan Banwaslu Sumut di ruang kerjanya, Jumat (8/2/2019).
“Kita harus biarkan masyarakat memilih yang jujur dan adil, karena ada isu sejumlah aparat, kepala desa, dan masyarakat, mendapat intimidasi menjelang Pilpres dan Pileg ini,” kata Edy.
Baca juga: Edy Rahmayadi: Banyak yang Sudah 5 Tahun Menjabat Tidak Selesai Semua Masalah, Saya Baru 4 Bulan...
Dirinya meminta kondisi ini menjadi perhatian serius dari Bawaslu sebagai pengawas pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 17 April 2019 nanti.
Bawaslu juga harus tegas mencari informasi terkait persoalan ini, supaya masyarakat tenang memilih pilihannya.
“Siapa yang dipilih, itu hak mereka, biarkan masyarakat memilih dengan bebas,” ucap dia.
Edy berharap, KPU Sumut sebagai penyelenggaran pemilu bekerja sesuai ketentuan dan undang-undang yang berlaku.
Begitu juga dengan Bawaslu, bisa maksimal menjalankan fungsi pengawasan selama proses hingga selesai pemilu. Dirinya berjanji akan menindak tegas aparatur sipil negara (ASN) bila terlibat kampanye.
“Kalau ada ASN kedapatan berpihak ke salah satu paslon, saya tidak segan menindaknya," ujar dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.