Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD Tinggi, Jombang Belum Tetapkan Status KLB

Kompas.com - 08/02/2019, 14:21 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com-  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Subandriyah mengatakan, meski terjadi peningkatan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD), Pemkab Jombang belum menetapkan kondisi ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Sepanjang Januari 2019, sebanyak 95 warga Jombang positif terjangkit DBD. Dua orang diantaranya meninggal dunia. Pada pekan pertama Februari, terdapat 20 orang yang dinyatakan positif terkena DBD.

Subandriyah mengatakan, berdasarkan rumus penetapan KLB atas kasus DBD, wilayah Jombang belum memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai daerah dengan status KLB. 

"Korban meninggal dunia, tahun lalu satu kasus dan tahun ini 2 kasus. Tetapi ini kan merupakan salah satu komponen untuk menetapkan status KLB. Komponen lainnya harus terpenuhi sebelum kita menetapkan KLB," ujar Subandriyah di sela kegiatan pemantauan sarang jentik nyamuk di SMPN 2 Jombang, Jumat (8/2/2019).

Baca juga: INFOGRAFIK: 8 Tanaman untuk Menghalau Nyamuk Penyebab DBD

Subandriyah mengatakan, terdapat peningkatan jumlah warga yang terjangkit DBD pada 2019 dibanding 2019 pda periode januari. 

Pada Januari 2018, jumlah korban DBD tercatat berjumlah 60 orang, satu diantaranya meninggal dunia. Sementara, pada Januari 2019, jumlah korban DBD berjumlah 95, dimana dua diantaranya meninggal dunia.

"Kalau dibandingkan dengan bulan Januari tahun lalu, memang ada peningkatan. Tetapi peningkatannya pada tahun ini tidak sampai dua kali lipat," kata  Subandriyah

Selain mengakui adanya peningkatan jumlah korban yang terjangkit DBD, jumlah kasus kematian akibat DBD diakui juga mengalami peningkatan.

Baca juga: DBD di Maluku Utara 154 Kasus, 1 di Antaranya Meninggal Dunia

Namun, ujar Subandriyah, komponen lainnya untuk penetapan status KLB hingga saat ini belum terpenuhi.

Subandriyah mengatakan, perkembangan DBD di Kabupaten Jombang masih bisa dikendalikan. Sebagai antisipasi, pihaknya terus menggalakkan PSN dan pemantauan jentik di seluruh rumah penduduk, sekolah serta perkantoran dan ruang publik.

Siswi SMPN 2 Jombang Jawa Timur, melakukan pengamatan pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik dan nyamuk, di lingkungan sekolah, Jumat (8/2/2019). Guna menanggulangi demam berdarah dengue (DBD), Pemkab Jombang mencanangkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat. KOMPAS.com/MOH. SYAFII Siswi SMPN 2 Jombang Jawa Timur, melakukan pengamatan pada tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik dan nyamuk, di lingkungan sekolah, Jumat (8/2/2019). Guna menanggulangi demam berdarah dengue (DBD), Pemkab Jombang mencanangkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap hari Jumat.

Canangkan hari Pemberantasan Sarang Nyamuk

Merespon banyaknya warga yang terjangkit virus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Bupati Jombang Mundjidah Wahab mencanangkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap Jumat.

Pencanangan gerakan PSN yang diikuti dengan gerakan pemberantasan jentik tersebut dilaksanakan di alun-alun Jombang pada Jumat pagi. 

"Gerakan ini berlaku serentak di seluruh sekolah dan lingkungan rumah tinggal penduduk di Kabupaten Jombang," kata Mundjidah.

Baca juga: 128 Kasus DBD di Kota Bekasi, 1 Orang Meninggal Dunia

Mundjidah mengatakan, pemberantasan sarang nyamuk merupakan cara efektif untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti, sebagai pembawa virus demam berdarah dengue. Selama ini, kata Mundjidah, gerakan PSN sudah dilaksanakan. Namun, tidak secara serentak.

Mundjidah berharap dengan penacangan gerakan PSN setiap hari Jumat, pengendalian nyamuk penyebab DBD bisa berjalan efektif.

"Kami harapkan (PSN) ini serentak dilaksanakan setiap hari Jumat. Kita semua yakin, kalau PSN berjalan rutin dan serentak, lingkungan kita bersih, maka nyamuk penyebab demam berdarah bisa dibasmi," ujar Mundjidah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com