Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Meninggal Akibat DBD di Manado Bertambah Jadi 9 Orang

Kompas.com - 06/02/2019, 18:22 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Korban meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Manado, Sulawesi Utara, bertambah.

Dinas Kesehatan Manado mencatat, hingga Rabu (6/2/2019), korban meninggal akibat DBD mencapai 9 orang.

"Kasus DBD ada 371, itu per tanggal 3 Februari 2019. Sedangkan korban meninggal hingga saat ini 9 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Manado dr Nora Lumentut saat diwawancarai wartawan di kantor Wali Kota Manado, Rabu sore.

Sebelumnya, penderita demam berdarah dengue ( DBD) di Kota Manado sebanyak 304. Sedangka jumlah korban yang meninggal sesuai data Dinas Kesehatan (Dinkes) Manado sampai Selasa (22/01/2019) malam sebanyak 7 orang.

Baca juga: Kasus DBD di Manado, 304 Penderita, 7 Meninggal

Nora mengatakan, pihaknya masih terus melakukan pemantauan, terutama di daerah-daerah yang sangat endemis DBD.

"Mulai dari Kecamatan Malalayang, Wanea, dan Ranotana. Kami melakukan fogging dan entomologi," ujarnya.

Lanjut dia, Kamis (7/2/2019), pihaknya akan kembali turun ke lapangan.

"Kita akan turun bersama tim dan dibantu dengan politeknik kesehatan. Kita akan melakukan entomologi, dan pemeriksaan jentik," sebut Nora.

Longsor dan banjir

Terkait penanggulangan bencana banjir dan longsor yang menerjang Kota Manado pada Jumat (1/2/2019) lalu, kata Nora, pihaknya telah mendirikan posko pengobatan di lokasi yang terdampak.

"Ada 17 posko kesehatan yang didirikan. Seperti di Bailang, Tuminting, dan Paal Dua. Bila mana daerah-daerah tersebut sudah tidak lagi ada pengungsi, maka pelayanan kesehatan kami kembalikan ke puskesmas," kata Nora.

"Sampai saat ini masih ada beberapa daerah yang memang pos kesehatan masih tinggal di situ sampai benar-benar kondusif," tambah dia.

Baca juga: Tiga Posko Dibuka Pasca-banjir dan Tanah Longsor di Manado

Dia mengatakan, sesuai data yang dimilikinya, sebagian besar korban bencana menderita gatal-gatal karena lingkungan yang kotor pasca-banjir.

"Itu banyak terjadi pada orang dewasa. Kemungkinan karena air tercampur kotoran. Kemudian infeksi saluran pernapasan atas, sakit kepala, lambung, dan luka lecet," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com