Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Supriyadi, Perajin Sepatu Langganan Para "Crosser"

Kompas.com - 07/02/2019, 13:42 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Dua calon penumpang maskapai penerbangan Lion Air Jt-970 rute Batam-Surabaya ditangkap petugas Avsec Bandara Internasional Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Keduanya ditangkap karena menyelundupkan sabu seberat 922 gram. Dari rekaman video amatir milik petugas AVSEC Bandara Internasional Hang Nadim, Batam terlihat pelaku diperiksa oleh petugas bandara. Empat paket sabu ditemukan terbungkus rapi di dalam plastik yang disimpan di dalam sepatu milik pelaku. Terbongkarnya penyelundupan berawal dari kecurigaan petugas ada bunyi alarm saat pelaku melewati pintu pemeriksaan. Namun saat diperiksa pelaku mengaku tidak sendirian melainkan ada kurir lain dengan tujuan daerah yang sama. Berdasarkan pengakuan pelaku keduanya tidak saling mengenal. Mereka diminta untuk membawa narkoba ke Surabaya dengan imbalan puluhan juta rupiah.

Karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi, untuk satu pasang sepatu boot crosser Supriyadi mengaku butuh waktu 3 hingga untuk menyelesaiakn renovasi. Bahkan, waktu yang dibutuhkan bisa sampai 4 hari jika sepatu yang direnovasi harus dibongkar total.

Untuk menjahit kembali sambungan sepatu, Supriyadi mengaku menerapkan standar tertinggi mengingat sepatu tersebut merupakan pengaman penting bagi seorang atlet crosser.

“Kalau renov berat sepatu itu bisa menggunakan 3 lapis kulit, mengingat sepatu ini harus safety saat dikenakan crosser,” ujarnya.

Meski menerapkan standarisasi yang tinggi terhadap kualitas pengerjaan renovasi sepatu boot crosser, Supriyadi memastikan tidak memungut biaya mahal.

Dia mengaku bisa dipercaya para crosser nasional untuk memperbaiki sepatu boot milik mereka saja sudah merupakan suatu kebanggan tersendiri.

“Maksimal untuk renov paling biayanya Rp 700 ribu, itu sudah renov berat,” katanya.

Perajin sepatu 

Supriyadi mengaku, menggeluti usaha renovasi sepatu boot crosser secara kebetulan. Ketika itu, sepatu boot salah satu pejabat di Kabupaten Magetan yang menyukai olahraga cross trabas mengalami kerusakan.

Mengetahui Supriyadi adalah pengrajin sepatu, pejabat tersebut meminta Supriyadi merenovasi bootnya yang mengalami rusak berat.

Baca juga: Jelang Imlek, Perajin Lampion dari Bahan Daur Ulang Kebanjiran Pesanan

“Dari mulut ke mulut akhirnya hampir seluruh atlet crosser nasional pernah menggunakan jasa saya untuk merenovasi sepatunya,” terangnya.

Sejak sekolah menengah pertama (SMP), Supriyadi mengaku telah bergelut dengan pekerjaan pembuatan sepatu dan sandal.

Untuk uang jajan, Supriyadi mengaku mendapatkan dari bekerja borongan membuat sandal dan sepatu dari tetangganya.

Pada saat itu, keluarganya masih tinggal di pusat pembuatan sepatu dan sandal kulit di Jalan Sawo, Magetan.

Sementara, keahlian membuat tas dan dompet kulit didapatnya dari saat belajar pembuatan tas dan dompet di Mojokerto. 

Saat ini, Supriyadi mengaku setiap minggu minimal harus mampu membuat sepatu dan sandal sesuai dengan permintaan sejumlah toko sepatu di Magetan sebanyak 400 pasang.

Untuk membantu produksi ratusan pasang sandal dan sepatu tersebut, Supriyadi mempekerjakan 5 orang tetangganya.

Dalam sebulan, Supriyadi mengaku bisa mendapat keuntungan bersih Rp 4 sampai 5 juta dari kegiatan memproduksi sandal dan sepatu.

“Kalau penghasilan kotornya bisa dikalikan 3 kali. Itu di luar renovasi sepatu boot crosser,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com