Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebatang Kara, Mbah Kasmi Tinggal di Gubuk Reyot saat Stroke Menimpa

Kompas.com - 06/02/2019, 07:01 WIB
Sukoco,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGETAN , KOMPAS.com - Hawa pengap dengan bau sampah langsung menyeruak begitu memasuki rumah kayu yang terletak di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Tumpukan sampah plastik terdapat di beberapa titik sudut rumah, terlihat sebagian sudah terbakar, sementara sebuah ember dengan air hampir penuh di tengah ruangan menampung sisa air hujan semalam dari genting yang bocor.

Sebuah springbed kusam dan dekil terlihat teronggok di sisi lain ruangan.

Tak terdengar ada sahutan salam dari rumah yang sungguh tidak layak huni tersebut ketika Kompas.com masuk.

Dari samping rumah, perempuan setengah baya yang memperkenalkan diri sebagai Sumiati tetangga pemilik rumah terlihat menghampiri Kompas.com dan berusaha memanggil tuan rumah.

Sejurus kemudian tetangga Mbah Kasmi (80) itu masuk ke kamar satu satunya di rumah tersebut.

“Mbah ada tamu,” ujarnya sambil membantu pemilik rumah bangun dari ranjang kayu yang sudah terlihat rapuh, Selasa (05/02/2019).

Baca juga: Mbah Moen: Santri Itu Ikut Kiai...

Sejumlah tongkat terlihat menyangga papan bekas pintu yang dijadikan dinding rumah yang terlihat hampir roboh.

Dinding rumah dari papan kayu yang kebanyakan sudah mulai dimakan rayap terlihat berlubang karena tidak berada pada tempatnya.

Jika hujan, angin dingin dipastikan leluasa masuk ke dalam rumah karena tidak ada lagi penghalang berarti.

“Kalau hujan saya ajak Mbah Kasmi tidur di rumah saya di belakang rumah ini. Tapi biasanya Mbah Kasmi langsung kembali ke rumahnya kalau hujan reda,” imbuh Sumiati.

Merasa ada tamu Mbah Kasmi berusaha bangun dari ranjangnya dengan bantuan Sumiati.

Baca juga: Kisah Mbah Rustam, Stek Kayu Putih Anti-rayapnya Gemparkan Perhutani (1)

Susah payah Mbah Kasmi bangun dan berjalan dengan sedikit menyeret kaki kanannya keluar kamar yang sempit dan pengap karena berisi baju dan jariknya yang berserakan di ranjang tua yang sudah rapuh.

“Sepuluh tahun terakhir Mbah Kasmi kena stroke. Tangan kanannya tidak bisa digerakkan, kakinya juga susah buat jalan,” terang Sumini.

Dibantu Sumini, tertatih Mbah Kasmi memilih duduk di pinggir kasur springbed dari ban bekas yang mulai berjamur dan kusam.

Setelah sejenak memperhatikan Kompas.com, Mbah Kasmi terlihat berusaha bertanya dengan suaranya yang terdengar lebih seperti mengerang.

“Bicaranya juga sudah sulit kita mengerti karena tidak jelas sejak stroke,” kata Sumini.

Baca juga: Viral Kisah Mbah Sadikun: Bertahan di Rumah Reyot karena Tak Mau Menyusahkan

Alasan administrasi yang mempersulit Mbah Kasmi

Mbah Kasmi sebelumnya merupakan warga Desa Jati Rejo Patalan, karena sudah tidak memiliki siapa siapa sejak suaminya meninggal akhirnya memilih kembali ke desa kelahirannya di Desa Dadapan.

Di desa kelahirannya Mbah Kasmi masih memiliki sebidang tanah yang diatasnya didirikan rumah tempat tinggalnya sekarang.

“Dulunya mbah Kasmi seorang dukun bayi, sering dimintai tolong sama tetangga, sering jalan. Sejak stroke sudah tidak bisa kemana mana,” ujar Sumini.

Di tengah keterbatasan gerak Mbah Kasmi karena stroke, untuk kebutuhan mandi dan buang air besar mbah Kasmi terpaksa harus pergi ke sungai yang lokasinya lumayan jauh karena di rumahnya tidak ada kamar mandi dan wc.

Baca juga: Kisah Mbah Siam, Tukang Pijat Tradisional yang Berjuang Melawan Kanker Mata (1)

Meski telah tinggal selama lebih dari 20 tahun di Desa dadapan, Mbah Kasmi bahkan belum tercatat sebagai penduduk desa tenmpat kelahirannya.

“Alasannya pihak desa mbah Kasmi belum pindah domisili dari desa Jati Rejo,” kata Sumiati.

Ironisnya meski sakit sakitan dan lumpuh karena stroke, Mbah Kasmi tidak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.

Jangankan untuk memperbaiki rumahnya yang sudah reyot, untuk sekedar makan pun Mbah Kasmi terpaksa menggantungkan pada belas kasihan tetangga.

“Selama 20 tahun tidak pernah mendapat bantuan, karena desa bilang bukan warga desa sini,” pungkas Sumiati.

Baca kelanjutan cerita Mbah Kasmi di: Kades Dadapan Janji Bantu Mbah Kasmi yang Stroke dan Sebatang Kara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com