Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mbah Rustam, Stek Kayu Putih Anti-rayapnya Gemparkan Perhutani (1)

Kompas.com - 30/01/2019, 06:53 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com — Siapa sangka di balik rimbunnya kawasan hutan kayu putih di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, ada sosok pria renta yang berperan besar dalam evolusi dari masa ke masa. Berkat dedikasinya, perubahan pertumbuhan jutaan pohon gelam atau kayu putih (Melaleuca leucadendra) kian menunjukkan hasil yang memuaskan.

Lelaki tua yang berjasa dalam pelestarian kawasan hutan kayu putih itu adalah Rustam (64), warga Desa Genengadal, Kecamatan Toroh, Grobogan. 

Siang itu, Selasa (29/1/2019), Kompas.com berkesempatan untuk berbincang dengan "Mbah Rustam", sapaan akrabnya. Mbah Rustam menetap di rumah kecil berkonstruksi kayu di tengah kawasan hutan kayu putih.

Dari bibir jalan raya ditempuh hampir setengah jam perjalanan darat dengan membelah kawasan hutan kayu putih. Rumah Mbah Rustam letaknya jauh dengan permukiman warga di desanya. 

Baca juga selanjutnya: Kisah Mbah Rustam, Dirayu Perhutani Buka Rahasia Bibit Kayu Putih Anti-rayap (2)

Aroma khas daun kayu putih begitu terasa hangat menyengat hidung di sela perjalanan hingga tiba di kediaman Mbah Rustam. Sesampainya di depan rumah, senyum dan sapa ramah Mbah Rustam langsung mengawali obrolan saat itu.

Cara bertutur Mbah Rustam terang-terangan tanpa jeda pula. Maklum, anak kedua dari delapan bersaudara itu tak pernah sekalipun mengeyam pendidikan sejak kecil.

Membaca dan menulis pun sama sekali tidak bisa. Meski begitu, ia cukup fasih saat menjawab setiap pertanyaan, entah itu bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia. 

"Sejak kecil saya tinggal di kawasan hutan kayu putih bersama orang tuaku yang kini sudah tiada. Orang tua saya petani kecil yang bertanam di kawasan hutan," kata Bapak dua anak ini.

Baca juga: 6 Fakta Banjir dan Longsor di Sulsel, Kisah Hamzah Selamatkan Keluarga hingga Pemerintah Segera Bangun Bendungan

Hidup di dalam kawasan hutan kayu putih perlahan menempa figur Mbah Rustam menjadi pribadi yang melek akan pentingnya kemaslahatan hutan bagi keberlangsungan ekosistem.

Terlebih lagi, orangtua Mbah Rustam selalu memberi wejangan untuk menjaga kelestarian hutan. Baginya, tidak ada secuil toleransi bagi para perusak hutan kayu putih dan makhluk hidup yang beradaptasi di sana.

"Hutan dan seisinya itu melindungi manusia dari bencana. Jika ada yang berani merusaknya, musuhnya adalah saya. Berkali-kali saya menghajar orang karena menebang pohon kayu putih untuk bahan bakar. Saya juga sering mengusir para pemburu hewan," tegas Mbah Rustam.

Sedari kecil, Mbah Rustam sudah terbiasa bertatap muka dengan aktivitas para petugas Perhutani yang sibuk menanam dan merawat pohon kayu putih. Dari situlah juga kemudian timbul hasrat Mbah Rustam untuk ikut berpartisipasi melestarikan kawasan hutan kayu putih.

Baca juga: Kisah Santripreneur asal Bandung, Berbagi dalam Keterbatasan

"Berkali-kali saya ikut melihat secara langsung bagaimana cara menanam pohon kayu putih yang dilakukan petugas Perhutani. Mulai saat itu saya belajar mengamati seperti apa itu pohon kayu putih," kata Mbah Rustam.

Memasuki usia remaja, Mbah Rustam sering terlibat langsung di lapangan dalam upaya pelestarian hutan kayu putih. Pengabdiannya tanpa pamrih itu sampai juga ke telinga Perhutani KPH Gundih, Grobogan.

Sampai akhirnya pada tahun 2005, Mbah Rustam digandeng oleh Perhutani KPH Gundih menjadi bagian dari mitra Perhutani. Ia dipercaya dalam persemaian, penanaman dan perawatan pohon kayu putih.

"Saya ditugaskan menjadi mitra Perhutani untuk mengurusi pohon kayu putih. Awalnya sih sering mengikuti kegiatan mereka di hutan," tutur Mbah Rustam.

Baca juga: Kisah Sucianti dan Bayinya, Berlari Selama 2 Jam hingga Selamat dari Longsor di Gowa

Bersambung ke halaman selanjutnya

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com