Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dievakuasi, 6 Bulan "Sapto" Dikurung di Kandang Ayam

Kompas.com - 25/01/2019, 08:10 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Tak ada sanksi tegas 

Kembali Panut menimpali, dia bilang, lokasi ditemukannya Sapto tidak jauh dari habitatnya karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Naganraya.

Kawasan ini dulunya adalah hutan gambut Rawa Tripa. Populasi orangutan di sini sekira 3.000 individu, saat ini diprediksi tinggal 200 individu.

"Ekspansi sawit sangat masif, habitat orangutan habis," kata dia.

Apalagi sampai sekarang, lanjut Panut, para pemilik orangutan tidak pernah mendapat sanksi hukum yang tegas.

Baca juga: Yayasan BOS Lepasliarkan 5 Orangutan ke Hutan Kalimantan Timur

 

Cuma upaya persuasif yang dilakukan petugas berwenang, padahal kebanyakan dari para pemilik itu terlibat dalam rantai perdagangan hewan-hewan tersebut.

Mereka harusnya dikenakan pidana pidana perdagangan satwa dan melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Kita sangat menyayangkan, semakin sering orang memelihara orangutan tanpa ada proses hukum harusnya ada upaya lebih tegas lagi," katanya.

Pihaknya menemukan banyak kasus orangutan yang menjadi asing dengan habitat dan sifat aslinya sebab terlalu lama dipelihara manusia.

Baca juga: Kecewa pada Perusahaan Sawit, Pria Ini Bunuh Orangutan Secara Keji

 

Mereka menyaksikan sendiri orangutan yang begitu ketakutan saat dibawa ke konservasi. Kakinya gemetaran dan hanya berani berinteraksi dengan manusia.

Di 2019, Panut memprediksi ancaman kepunahan orangutan akan semakin meningkat.

"Bukaan hutan akan semakin luas, ini ancaman terberat. Contoh paling gampang adalah pembukaan jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Langkat-Karo yang sudah di hotmix. Kalau tidak ada pengawasan yang ketat, maka akan ada perambahan di sekitar jalan, dan sebenarnya sudah terjadi di Tahuranya," beber dia.

Sebagai penutup, disebutkan Panut bahwa selama 2018, ada sembilan orangutan yang dievakuasi ke Sumut baik korban konflik atau sitaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com