Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Bencana Banjir dan Longsor di Sulsel, Balita Meninggal Kedinginan hingga Helikopter Bantuan Diserbu Warga

Kompas.com - 25/01/2019, 07:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Warga korban banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menceritakan, banjir datang begitu cepat dan merendam tempat tinggal mereka.

Warga pun tak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena harus segera menyelamatkan diri. Seperti diketahui, bencana banjir bandang di Kabupaten Gowa disebabkan curah hujan tinggi.

Selain itu, dua pintu air Bendungan Bili-Bili terpaksa dibuka karena air bendungan sudah melebihi batas normal.

Berikut ini sejumlah fakta baru terkait bencana banjir di Sulawesi Selatan:

1. Kesaksian warga Gowa saat banjir bandang melanda

Pengendara melewati banjir di Jalan Pendidikan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/01/2019). Akibat hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Kota Makassar, sejumlah ruas jalan tergenang banjir. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/ama.SAHRUL MANDA TIKUPADANG Pengendara melewati banjir di Jalan Pendidikan Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (22/01/2019). Akibat hujan deras dan angin kencang yang mengguyur Kota Makassar, sejumlah ruas jalan tergenang banjir. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/ama.

Warga Perumnas Antang Makassar, Sulawesi Selatan, terkejut ketika banjir datang tiba-tiba. Mereka tidak sempat menyelamatkan barang berharga dari rumah karena banjir datang dengan cepat hingga merendam kawasan itu.

"Tidak sempat lagi kami menyelamatkan barang berharga karena air langsung tinggi. Kalau tanda-tandanya setinggi mata kaki kemudian meninggi, kami masih bisa menyelamatkan barang-barang berharga," kata Muh Jihadul Arifin, seorang warga Blok VIII Perumnas Antang Makassar, di Makassar, Rabu (23/1/2019).

Jihadul menuturkan, banjir kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Banjir kali ini datang secara tiba-tiba dari belakang rumah warga dengan kondisi air sudah tinggi.

Menurut Jihadul, banjir di perumahannya sudah mencapai atap rumah, sedangkan untuk rumahnya sendiri air baru setinggi di atas 1,5 meter.

Baca Juga: Cerita Warga: Banjir di Makassar Tahun Ini Beda, Datangnya Tiba-tiba

2. Kerahkan anjing pelacak untuk sisir korban banjir dan longsor

Petugas gabungan tengah mengevakuasi dua korban jenazah dari timbunan longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).KOMPAS.com / ABDUL HAQ Petugas gabungan tengah mengevakuasi dua korban jenazah dari timbunan longsor di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).

Laporan warga yang hilang pascalongsor dan banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terus bertambah.

Aparat kepolisian mengerahkan 713 personel serta anjing pelacak untuk mengevakuasi korban yang saat ini dinyatakan tertimbun longsor, Kamis, (24/1/2019).

Unit K9 Polda Sulawesi Selatan dikerahkan dengan satu ekor anjing pelacak ke Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, untuk membantu evakuasi belasan korban yang diyakini masih tertimbun longsor.

"Jumlah personel kami turunkan secara maksimal termasuk bantuan anjing pelacak dari Unit K9 Polda Sulawesi Selatan," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Kamis (24/1/2019).

Hingga saat ini, bencana longsor dan banjir di Kabupaten Gowa mencapai 29 korban jiwa.

Puluhan korban lainnya dinyatakan hilang yang tersebar di sejumlah titik longsor di Kecamatan Manuju, Kecamatan Bungaya, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Tinggimoncong.

Sejumlah titik longsor masih masih terisolir lantaran minimnya peralatan dan kondisi medan yang sulit.

Baca Juga: Korban Bertambah, Anjing Pelacak Dikerahkan ke Lokasi Longsor Gowa

3. Ribuan warga bertahan di 13 titik lokasi pengungsian

Nurjannah Djalil (70) saat menyelamatkan cucunya dengan berpegang pada pohon saat banjir bandang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019).KOMPAS.com / ABDUL HAQ Nurjannah Djalil (70) saat menyelamatkan cucunya dengan berpegang pada pohon saat banjir bandang melanda Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/1/2019).
Luapan Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengakibat 2.121 warga korban banjir mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang disediakan pemerintah, Rabu (23/1/2019).

Total ada 13 lokasi pengungsian dan jumlah pengungsi terbanyak yakni di Pasar Sungguminasa dengan jumlah 600 pengungsi.

Para pengungsi ini masih bertahan dengan bekal seadanya mau pun dari pemberian warga lantaran pihak pemerintah baru menyiapkan dapur umum hari ini.

"Jumlahnya ada dua ribu lebih, dan hari ini kami menyiapkan dapur umum" kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kabupaten Gowa, Sirajuddin, Rabu.

Baca Juga: Anjing Pelacak Endus 3 Jenazah Tertimbun, Korban Longsor dan Banjir Gowa Jadi 29 Orang

4. Seorang balita meninggal karena kedinginan

Petugas berupaya menyelamatkan para korban banjir di Kabupaten Gowa, yang merendam salah satu perumahan di wilayah tersebut. Tak hanya di Kabupaten Gowa, banjir bandang juga terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) seperti di Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng sejak Selasa (22/1/2019). Dok Instagram Nurdin Abdullah Petugas berupaya menyelamatkan para korban banjir di Kabupaten Gowa, yang merendam salah satu perumahan di wilayah tersebut. Tak hanya di Kabupaten Gowa, banjir bandang juga terjadi di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) seperti di Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru dan Kabupaten Soppeng sejak Selasa (22/1/2019).

Bencana banjir membuat seorang balita bernama Akram Al Yusran (3) meninggal dunia karena kedinginan saat menunggu untuk dievakuasi.

Berdasar informasi yang diterima Kompas.com, saat banjir datang, Akram bertahan di atas seng rumah bersama orangtuanya di tengah guyuran hujan dan suhu yang dingin.

Setelah berhasil dievakuasi, Akram segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, kondisi Akram sudah sangat lemah karena kedinginan.

"Akram meninggal kedinginan karena hujan terus mengguyur dan setelah dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit" kata Bupati Gowa Adnan Yasin Limpo, Rabu (23/1/2019). 

Baca Juga: Banjir Landa Gowa, 2.121 Warga Mengungsi, Satu Anak Balita Tewas

5. Helikopter yang membawa bantuan logistik diserbu warga

Ratusan korban longsor menyerbu dan berebut bantuan logostik di Lapangan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).KOMPAS.com/ABDUL HAQ Ratusan korban longsor menyerbu dan berebut bantuan logostik di Lapangan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kamis, (24/1/2019).

Saat mendarat, helikopter milik TNI AU yang mengangkut bantuan logistik langsung diserbu oleh ratusan warga. Hal tersebut membuat petugas kewalahan.

Helikoper jenis NAS-332 Super Puma, nomor registrasi H-3211 milik TNI AU tiba di Lapangan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (24/1/2019) pukul 15.00 Wita.

Helikopter tersebut mengangkut 950 kilogram logistik berupa sembako dan makanan cepat saji.

"Sedianya heli ini akan mulai beroperasi mengantar bantuan logistik pada pukul 10.00 Wita, namun ada peringatan cuaca buruk dari BMKG hingga pihak TNI AU membatalkan penerbangan. Tapi setelah cuaca dinilai membaik, maka dilakukan penerbangan pada sore hari," kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, Kamis (24/1/2019).

Baca Juga: Helikopter Pengangkut Bantuan Diserbu Korban Longsor Gowa

Sumber: KOMPAS.com (Abdul Haq)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com