KOMPAS.com - Warga korban banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menceritakan, banjir datang begitu cepat dan merendam tempat tinggal mereka.
Warga pun tak sempat menyelamatkan harta benda mereka karena harus segera menyelamatkan diri. Seperti diketahui, bencana banjir bandang di Kabupaten Gowa disebabkan curah hujan tinggi.
Selain itu, dua pintu air Bendungan Bili-Bili terpaksa dibuka karena air bendungan sudah melebihi batas normal.
Berikut ini sejumlah fakta baru terkait bencana banjir di Sulawesi Selatan:
Warga Perumnas Antang Makassar, Sulawesi Selatan, terkejut ketika banjir datang tiba-tiba. Mereka tidak sempat menyelamatkan barang berharga dari rumah karena banjir datang dengan cepat hingga merendam kawasan itu.
"Tidak sempat lagi kami menyelamatkan barang berharga karena air langsung tinggi. Kalau tanda-tandanya setinggi mata kaki kemudian meninggi, kami masih bisa menyelamatkan barang-barang berharga," kata Muh Jihadul Arifin, seorang warga Blok VIII Perumnas Antang Makassar, di Makassar, Rabu (23/1/2019).
Jihadul menuturkan, banjir kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Banjir kali ini datang secara tiba-tiba dari belakang rumah warga dengan kondisi air sudah tinggi.
Menurut Jihadul, banjir di perumahannya sudah mencapai atap rumah, sedangkan untuk rumahnya sendiri air baru setinggi di atas 1,5 meter.
Baca Juga: Cerita Warga: Banjir di Makassar Tahun Ini Beda, Datangnya Tiba-tiba
Laporan warga yang hilang pascalongsor dan banjir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan terus bertambah.
Aparat kepolisian mengerahkan 713 personel serta anjing pelacak untuk mengevakuasi korban yang saat ini dinyatakan tertimbun longsor, Kamis, (24/1/2019).
Unit K9 Polda Sulawesi Selatan dikerahkan dengan satu ekor anjing pelacak ke Dusun Pattiro, Desa Pattallikang, Kecamatan Manuju, untuk membantu evakuasi belasan korban yang diyakini masih tertimbun longsor.
"Jumlah personel kami turunkan secara maksimal termasuk bantuan anjing pelacak dari Unit K9 Polda Sulawesi Selatan," kata Kapolres Gowa AKBP Shinto Silitonga, Kamis (24/1/2019).
Hingga saat ini, bencana longsor dan banjir di Kabupaten Gowa mencapai 29 korban jiwa.
Puluhan korban lainnya dinyatakan hilang yang tersebar di sejumlah titik longsor di Kecamatan Manuju, Kecamatan Bungaya, Kecamatan Parigi, dan Kecamatan Tinggimoncong.
Sejumlah titik longsor masih masih terisolir lantaran minimnya peralatan dan kondisi medan yang sulit.
Baca Juga: Korban Bertambah, Anjing Pelacak Dikerahkan ke Lokasi Longsor Gowa
Total ada 13 lokasi pengungsian dan jumlah pengungsi terbanyak yakni di Pasar Sungguminasa dengan jumlah 600 pengungsi.
Para pengungsi ini masih bertahan dengan bekal seadanya mau pun dari pemberian warga lantaran pihak pemerintah baru menyiapkan dapur umum hari ini.
"Jumlahnya ada dua ribu lebih, dan hari ini kami menyiapkan dapur umum" kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kabupaten Gowa, Sirajuddin, Rabu.
Baca Juga: Anjing Pelacak Endus 3 Jenazah Tertimbun, Korban Longsor dan Banjir Gowa Jadi 29 Orang
Bencana banjir membuat seorang balita bernama Akram Al Yusran (3) meninggal dunia karena kedinginan saat menunggu untuk dievakuasi.
Berdasar informasi yang diterima Kompas.com, saat banjir datang, Akram bertahan di atas seng rumah bersama orangtuanya di tengah guyuran hujan dan suhu yang dingin.
Setelah berhasil dievakuasi, Akram segera dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Namun, kondisi Akram sudah sangat lemah karena kedinginan.
"Akram meninggal kedinginan karena hujan terus mengguyur dan setelah dievakuasi langsung dibawa ke rumah sakit" kata Bupati Gowa Adnan Yasin Limpo, Rabu (23/1/2019).
Baca Juga: Banjir Landa Gowa, 2.121 Warga Mengungsi, Satu Anak Balita Tewas
Saat mendarat, helikopter milik TNI AU yang mengangkut bantuan logistik langsung diserbu oleh ratusan warga. Hal tersebut membuat petugas kewalahan.
Helikoper jenis NAS-332 Super Puma, nomor registrasi H-3211 milik TNI AU tiba di Lapangan Sapaya, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (24/1/2019) pukul 15.00 Wita.
Helikopter tersebut mengangkut 950 kilogram logistik berupa sembako dan makanan cepat saji.
"Sedianya heli ini akan mulai beroperasi mengantar bantuan logistik pada pukul 10.00 Wita, namun ada peringatan cuaca buruk dari BMKG hingga pihak TNI AU membatalkan penerbangan. Tapi setelah cuaca dinilai membaik, maka dilakukan penerbangan pada sore hari," kata Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, Kamis (24/1/2019).
Baca Juga: Helikopter Pengangkut Bantuan Diserbu Korban Longsor Gowa
Sumber: KOMPAS.com (Abdul Haq)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.