Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghidupkan Kembali Tenun Khas Tidore yang Punah Ratusan Tahun Silam

Kompas.com - 20/01/2019, 08:36 WIB
Yamin Abdul Hasan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Ternate dan Tidore di Provinsi Maluku Utara bukan hanya dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah yang menjadi incaran bangsa-bangsa Eropa. Dua daerah ini juga dikenal memiliki tenun khas yang sudah ada sejak kesultanan Tidore.

Namun kain tenun itu punah karena ditinggalkan masyarakatnya selama ratusan lalu seiring dengan perkembangan zaman.

Bukti-bukti sejarah kain tenun asal Tidore itu dapat dijumpai di arsip perpustakaan nasional dan di negeri Belanda.

Temuan itu ternyata merupakan salah satu awal sekelompok masyarakat Kota Tidore menghidupkan kembali tenun yang punah itu.

Kegiatan menenun berawal ketika pimpinan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyo berkunjung ke Kesultanan Tidore sekitar 2017 lalu.

Dwi yang ditemui Kompas.com, Sabtu (19/01/2019) menceritakan, di Kesultanan Tidore ia melihat wanita mengenakan kain tenun. Dari situ dia berpikir bahwa dulunya ada kerajinan menenun di Tidore.

“Tak lama setelah itu, ada pameran KKI yang diselenggarakan BI, skalanya nasional, hampir semua daerah menampilkan kain tenun mereka. Di situ juga banyak desainer ternama yang hadir. Saya pun agak minder karena daerah lain produknya bagus sementara Maluku Utara minim, tidak tampilkan kain yang bagus, dan kalah jauh dengan yang lain,” kata Dwi.

“Dari situ saya kepikiran saat kunjungan ke kesultanan Tidore, kalau ada kain berarti ada menenun,” kata Dwi lagi.

Suatu saat, katanya dia bertemu dengan orang Tidore yang istrinya sedang mengembangkan usaha gerabah di Pulau Mare (sebuah pulau depan Tidore).

“Istrinya itu bernama Anita Gatmir, dalam sebuah acara dia bersama istri sultan Tidore, kita mengobrol, ternyata kerinduan saya sama dengan orang kesultanan yaitu kita tidak punya produk tenun,” ujar Dwi.

“Nah kebetulan saat itu saya punya tamu dari arsip nasional, dia sedang melakukan penelitian perpustakaan yang ada di Malut. Dia ngobrol kalau tidak salah di perpustakaan nasional ada motif tenun Tidore. Setelah dicari didapatkan di sana ada 4 motif, dan ternyata di Perpustakaan Tidore juga ada, dari situ ada semangat untuk kembangkan tenun,” ujar Dwi lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com