PANGKAL PINANG, KOMPAS.com — Andre Effendi (49) berulangkali membolak-balik berkas laporan polisi yang ditaruh di sebuah meja.
Pikirannya pun menerawang. Mengingat kembali saat masa awal tergiur investasi virtual menggunakan Bitcoin.
Ketika itu pada 8 Mei 2016, Andre serta 24 anggota jaringan BTC Panda bertolak ke Malaysia untuk menghadiri malam apresiasi bagi para anggota.
Sejumlah mobil mewah, termasuk di antaranya Ferrari, tiba di bandara untuk mengantarkan para tamu menuju hotel.
"Kami merasa yakin. Semua pelayanan yang kami terima terbilang mewah. Bahkan Ferrari pun digunakan menjemput kami," kata Andre saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (11/1/2019).
Baca juga: Ratusan Warga di Bangka Tertipu Investasi Virtual Menggunakan Bitcoin
Andre merupakan leader untuk jaringan wilayah Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Ia hadir berombongan untuk melihat langsung potensi investasi Bitcoin yang pendaftarannya dilakukan melalui situs internet.
"Acara di hotel dihadiri sekitar 500 orang dari berbagai negara," ujarnya.
Usai malam apresiasi, anggota jaringan BTC Panda kemudian dikenalkan dengan pengelola inti berinisial HM dan NO. Selain presentasi investasi, mereka juga saling memperkenalkan anggota keluarga masing-masing.
"Bertamu ke rumah mereka dan saya tahu orangnya anak profesor. Bagaimana tidak yakin?," ujarnya.
Belakangan semua yang dipaparkan dalam skema investasi tidak berjalan sesuai harapan. Uang ratusan juta terlanjur digelontorkan untuk membeli Bitcoin.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan