Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelas Bambu dan Wati, Kearifan Lokal Nagekeo untuk Kurangi Sampah Plastik

Kompas.com - 31/12/2018, 08:35 WIB
Markus Makur,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Komjen Gories Mere kepada Kompas.com, Jumat (28/12/2018) menjelaskan, rumah tenun Sa’o Pipi Tolo bagian dari pemberdayaan bagi para penenun lintas agama di Kabupaten Nagekeo.

Ini juga mendukung program Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo untuk mengangkat seni karya kaum perempuan Nagekeo yang berbahan dasar alamiah dari hutan Nagekeo.

“Pewarna kain tenun bermotif Nagekeo bukan hasil olahan pabrik melainkan dari olahan daun-daun dan akar kayu yang bersumber dari alam Nagekeo. Sebelum Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo merencanakan kebangkitan produksi lokal, saya sudah lebih dulu memikirkan dan mewujudkannya dengan mendirikan rumah tenun lintas agama di Sa’o Pipi Tolo,” jelasnya.

Baca juga: Tenun Flores Butuh Modal

Mere menjelaskan, selama ini kain tenun bermotif Nagekeo khususnya dan Flores pada umumnya dijual dengan harga murah berkisar Rp 250.000 sampai Rp 300.000 sementara proses menenunnya membutuhkan waktu satu bulan atau lebih. Walaupun hasil tenunnya sangat berkualitas tinggi.

Untuk itu, rumah tenun Sa’o Pipi Tolo sebagai pusat pemberdayaan penenun lokal dengan menghasilkan kain tenun berkualitas dan dijual dengan harga yang layak sesuai dengan standar kualitasnya.

Orang Eropa sangat suka dengan kain tenun Flores karena tebal dan cocok di daerah dingin atau saat musim dingin disana. Kain tenun Flores dipakai saat musim dingin memberikankehangatan dalam tubuh karena bahan-bahannya berasal dari alam, bukan hasil olahan pabrik.

“Rumah tenun atau sanggar tenun Sa’o Pipi Tolo Nangaroro, Kabupaten Nagekeo sebagai pusat pemberdayaan para penun di sekitar Nagekeo maupun seluruh Pulau Flores,” jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com