Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keberagaman Budaya Ditampilkan dalam Deklarasi Relawan Jokowi-Ma'ruf Amin

Kompas.com - 24/12/2018, 20:54 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia ,
Khairina

Tim Redaksi

TAKENGON, KOMPAS.com-Ratusan Relawan Tanoh Gayo untuk Jokowi-Ma'ruf menggelar deklarasi di Gedung Olah Seni, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Senin (24/12/2018).

Pembacaan deklarasi dilakukan oleh Sekretaris Relawan Jokowi untuk Tanoh Gayo, Win Taniro Putra.

Dalam kegiatan yang dimulai pada siang hari itu, Win Taniro membaca deklarasi di hadapan ratusan relawan dari 3 kabupaten di Aceh pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 itu. Pembacaan deklarasi itu disandingkan dengan model yang mengenakan pakaian tradisional Gayo, Jawa, Aceh dan Minang.

Setelah pembacaan deklarasi di hadapan 800 lebih peserta, Pembina Relawan Jokowi-Ma'ruf untuk Tanoh Gayo, Tagore AB, menyampaikan sejumlah pesan dukungan untuk pasangan capres dan cawapres itu sembari menyebutkan pentingnya menjaga kebudayaan.

"Masyarakat Gayo sudah sejak merdeka menyatakan diri bagian dari Indonesia, karena kita punya falsafah dalam bahasa Gayo, yaitu Sebujur Acih selintang Batak," ucap Tagore, Senin (24/12/2018).

Baca juga: La Nyalla: Hari Ini 1.000 Kiai Ulama Madura Deklarasi Dukung Jokowi

Dijelaskan, Jokowi pernah menegaskan soal negara yang harus berdaulat dalam berbagai bidang, termasuk dalam sudut pandang kebudayaan.

"Kata Pak Jokowi, kita harus berdaulat di bidang politik. Tidak boleh ada orang dari negara lain membawa kepentingan dari negara itu. Artinya bagaimana negara berdaulaut, ekonomi tidak bergantung dari orang lain, termasuk budaya, kita harus bergantung dengan budaya kita," kata Tagore.

Munculnya sejumlah ikon keragaman budaya dalam acara deklarasi itu, lanjutnya, merupakan simbol bahwa seluruh suku bangsa berhak hidup di Indonesia.

"Tadi kan sudah kita saksikan bagaimana budaya kita, ada empat suku, Gayo, Jawa, Aceh dan Batak, mereka berhak hidup di tanah Gayo, mereka berhak hidup di Indonesia," ungkap Tagore.

Ia juga menegaskan, keberagaman di tanah Gayo harus terus dijaga dan dirawat, karena tidak ada diskriminasi terhadap suku apapun di Dataran Tinggi Tanoh Gayo.

"Kalau ada yang mengatakan ada orang Jawa yang tidak layak hidup di Aceh, itu bukan orang Gayo, itu bukan orang Aceh. Karena sesama muslim harus sama-sama menyayangi. Apalagi dalam agama juga diajarkan untuk hidup berdampingan dengan suku dan agama lain," terang Tagore, sembari menambahkan agar masyarakat Gayo tidak menganggu ibadah orang lain.

Baca juga: Kapolda Jabar Pimpin Deklarasi Damai Pemilu di Kota Tasikmalaya

"Politik tidak bisa dimakan rakyat. Rakyat ingin sejahtera, ingin mendapatkan rumah, ingin mendapatkan pelayanan lebih bagus, dapat beribadah dengan baik, itu yang diinginkan rakyat," ucap Tagore yang juga anggota komisi IV DPR RI itu.

Relawan yang hadir pada acara itu, ungkapnya, bukan hanya masyarakat Suku Gayo, melainkan relawan berbagai etnis yang hidup di Tanoh (tanah) Gayo, meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.

Ia kemudian mengulas bagaimana perjalanan orang nomor satu Indonesia itu bekerja di Kertas Kraf Aceh (PT KAA) puluhan tahun yang lalu di Aceh Tengah. Oleh karenanya, Jokowi menganggap bahwa Dataran Tinggi Gayo adalah kampung keduanya saat meresmikan Bandar Udara Rembele pada medio tahun 2016.

Oleh karena itu, Joko Widodo menginginkan akses jalan dari Tanoh Gayo di seluruh jalur harus dibangun.

"Ini langsung diucapkan Jokowi, kalau bisa jalan menuju Gayo dari Beuteung, dari Blang Kejeren, dari Aceh Utara, harus dibangun dua jalur. Itu adalah cita-cita Jokowi sebagai putra Gayo," kata Tagore lagi.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta meninjau persiapan ibadah Natal di Gereja Katedral. Anies Baswedan hadir sebelum misa pertama di Gereja Katedral Jakarta, Senin (24/12) sore. Anies menjumpai dan mengucapkan selamat Natal kepada para jemaat Keuskupan Agung Jakarta. Anies menyampaikan harapan Natal tahun ini dapat berlangsung dengan damai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com