"Dengan penambahan buka pintu air, maka air Sungai Kampar di bagian hilir naik menjadi 80 sentimeter," sambungnya.
Namun demikian, kata dia, setelah elevasi waduk menurun, maka pintu air juga akan diturunkan kembali.
Pihaknya mengimbau masyarakat yang beraktivitas dan bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Kampar untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan dengan naik dan derasnya aliran sungai tersebut.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini," tutup Rusdi. Minggu (9/12/2018).
Baca Juga: Musim Hujan, Empat Kabupaten di Riau Dilanda Banjir
Warga di sekitar Sungai Kampar menyaksikan banjir tak hanya menerjang rumah, namun juga melanda perkebunan.
"Air naik sejak jam 12 malam tadi. Tapi belum begitu parah. Tapi paginya sekitar pukul 07.00 WIB, air sudah sampai ke rumah-rumah warga dan jalan," kata Kutar (65), Minggu (9/12/2018).
Kutar menceritakan, ketinggian terus naik dan mulai merendam sejumlah rumah warga.
Sementara itu, Syamsudin, warga Pulau Birandang menceritakan, banjir melanda puluhan hektar sawah, kebun karet, dan sawit.
"Di Bonca Mongkuang (sawah) itu sawah saya ada 30 hektar. Itu padinya sudah mulai berbuah. Belum lagi padi warga lainnya yang juga sudah berbuah. Luas sawah yang banjir sekitar 80 hektar," sebut Syamsudin.
Banjir juga merendam permukiman warga di Desa Pulau Birandang.
Baca Juga: Luapan Air Sungai Kampar Riau Makin Tinggi, Warga Mengungsi
Sejumlah masyarakat yang menjadi korban banjir di Kabupaten Kampar, Riau, mengeluh karena belum mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah setempat.
Para korban terpaksa memakan makanan seadanya untuk bertahan hidup sembari menunggu bantuan datang.
"Kami cari ikan untuk dimasak. Rata-rata warga sekarang cari ikan. Karena yang mau dimakan makin hari makin habis. Kadang makan indomie dan telur," ujar Zulhendri, salah satu warga di Desa Padang Luas, Kampar.