Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Kisah Jimmy Lolos dari Tragedi di Nduga Papua, Dua Kali Tertangkap KKB hingga 16 Jam Terjebak Baku Tembak

Kompas.com - 13/12/2018, 20:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Setelah 2 jam menunggu, Jonny Arung tak kunjung datang. Akhirnya, KKB melepaskan ikatan dan memaksa para pekerja masuk ke kamp di wilayah Karunggame.

Baca Juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

3. Hari pembantaian, korban dipaksa mengaku anggota TNI

Sesampainya di Puncak Kabo, para pekerja yang sudah kelelahan dan ketakutan akhirnya dikumpulkan. Lalu anggota KKB melakukan perbuatan keji yang tak pernah pekerja duga.

“Jadi mereka membawa alat kamera untuk merekam. Ada tiga orang teman kami diminta mengaku sebagai anggota TNI yang berasal dari satuan Kopassus, BIN dan Bais. Saya secara pribadi tidak tahu maksud mereka. Di Puncak Kabo kami ketakutan, disiksa dan hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi kami,” kata Jimmy.

Tak lama dari perekaman video itu, ungkap Jimmy, mereka dijadikan satu dan ditembak dengan jarak kurang lebih 2 meter dengan menggunakan 6 pucuk senjata laras panjang dan 3 buah pistol.

Setelah itu, masih dengan senjata yang sama, para anggota KKB memberondong ke arah para pekerja sambil melakukan tarian.

“Senjata itu digunakan untuk menembak kami. Ada tari-tarian yang mereka lakukan. Lalu mereka menembak sambil mengelilingi dan menari. Saat itu, tembakan mereka jadi tidak terarah dan ada di antara kami yang tidak kena tembak, termasuk saya. Namun, kami semua pura-pura mati,” kata Jimmy.

Baca Juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3)

4. Mencari selamat di dalam pohon besar yang tumbang 

Lokasi pembangunan jembatan di Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Dok. Istimewa Lokasi pembangunan jembatan di Jalan Trans Papua, di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Jimmy melihat dengan mata kepala sendiri beberapa rekannya tumbang setelah diterjang peluru.

Jimmy luput dari tembakan, namun dirinya memilih untuk berpura-pura mati. Cara itu ternyata jitu. KKB tidak menyadari dirinya masih hidup.

Setelah menunggu beberapa saat, Jimmy pun bangkit dan ternyata sejumlah temannya masih hidup. Mereka pun segera memutuskan untuk berlari mencari bantuan.

Sayangnya, sejumlah anggota KKB melihat para pekerja masih hidup dan melarikan diri, termasuk Jimmy. Sejumlah pekerja berhasil ditangkap kembali, dan dieksekusi oleh KKB.

Dalam pelariannya, Jimmy sempat bertemu dengan 3 rekannya. Namun, saat mereka mengetahui KKB masih mengejar mereka, Jimmy pun terpisah. Jimmy waktu itu bersembunyi di dalam sebuah pohon besar yang telah tumbang.

Saat itu Jimmy mendengar suara rekannya dieksekusi oleh KKB.

Baca Juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

5. Mama Papua dan pendeta selamatkan Jimmy

Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.Iwan Adisaputra Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/aww.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com