Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Berlindung di Rawa dan Pohon Besar agar Tak Terlihat (4)

Kompas.com - 12/12/2018, 11:26 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Khairina

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com — Upaya menyelamatkan Efrandi P Hutagaol tak bisa dilakukan Jimmy Rajagukguk (Aritonang), korban selamat atas teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. 

Akhirnya, Jimmy Rajagukguk terpaksa meninggalkan rekannya di sebuah rawa di pinggiran jurang.

Pasalnya, saat mereka berupaya melarikan diri, Efrandi P Hutagaol terluka akibat tertembak di bagian telapak kaki. 

Jimmy yang kemudian berlari seorang diri, lantaran 10 orang temannya sudah meninggalkannya jauh, berhasil menyelamatkan diri berkat adanya sebuah rawa saat jalan menikung. 

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Diminta Mengaku Jadi TNI dan Dieksekusi (3)

Di dalam rawa itu, Jimmy pun bertemu 3 temannya yang mendahuluinya saat kabur. Setelah itu, mereka berempat pun melanjutkan perjalanan ke dalam hutan dan juga sempat beristirahat.  

“Jadi saat meninggalkan almarhum Hutagaol, jarak saya sudah dekat dengan kelompok KKB. Namun, karena ada jalanan menikung, saya berhasil mengelabui mereka dengan masuk ke dalam rawa-rawa. Di sana ada tiga rekan saya yang lainnya. Lalu kami pun melanjutkan perjalanan dan beristirahat,” ungkapnya kepada Kompas.com. 

 Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

Jimmy bercerita, tak lama mereka beristirahat di dalam hutan, KKB kemudian terlihat lagi oleh mereka, jaraknya sudah dekat. Hal itu kemudian membuat mereka berempat lomba lari satu sama lain. 

“Saat itu kami seperti lomba lari. Saya posisi nomor 2 dari kami berempat. Karena saya sudah tidak sanggup lari, akhirnya saya memutuskan sembunyi d idalam sebuah pohon besar yang tumbang di pinggir jalan,” katanya. 

Pada saat bersembunyi, lanjut Jimmy, ia mendengar dua orang temannya di belakang tertangkap dan minta tolong agar tidak dibunuh. Kemudian, terdengar suara mereka dibunuh dengan senjata tajam. 

“Saya memprediksi saat itu dua teman saya yang tertangkap langsung dibunuh. Karena saya tidak kuat lagi berlari, saya putuskan bersembunyi di dalam pohon. Usai teman saya dibunuh, kelompok KKB terus melanjutkan perjalanannya,” ujarnya. 

"Posisi saya yang tertidur kemudian dilangkahi oleh kelompok KKB. Namun, mereka tidak mengetahui posisi saya. Kemudian saya pun beristirahat kurang lebih 1 jam. Sempat terlintas untuk melanjutkan perjalanan malam hari karena saat itu hari sudah sore. Namun, karena takut tersesat di malam hari, saya melanjutkan perjalanan dengan mengikuti jejak para kelompok KKB,” tuturnya. 

 Setelah kembali terpisah, Jimmy Rajagukguk sepanjang jalan terus berdoa dan berpasrah apabila kemudian tertangkap dan dibunuh. Apa yang dipikirkannya saat itu, ikuti tulisan selanjutnya.

Kompas TV Tiga orang anggota kelompok kriminal bersenjata yang menyerang pekerja proyek Trans Papua di Nduga, Papua, tewas ditembak tim gabungan TNI polri.<br /> <br /> Kodam XVII Cendrawasih memastikan, 3 anggota kelompok bersenjata ditembak dalam operasi pencarian dan pengejaran kelompok bersenjata. Namun, jenazah tiga anggota kelompok bersenjata ini tidak ditemukan, karena dibawa anggota kelompok bersenjata lainnya. Hingga saat ini, tim gabungan TNI Polri masih mengejar kelompok bersenjata di sekitar Distrik Yigi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com