Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa di Sleman Gelar Aksi Solidaritas untuk Korban Penembakan di Nduga

Kompas.com - 10/12/2018, 15:45 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa mengelar aksi solidaritas untuk korban pelanggaran HAM, secara khusus untuk korban pembunuhan di Nduga, Papua.

Di dalam aksi ini, sejumlah mahasiswa menyalakan lilin dan membawa poster bergambar wajah Emanuel Beli Naikteas Bano, salah satu korban pembunuhan di Nduga, Papua.

Di poster tersebut juga tertulis korban penembakan dan pelanggaran HAM berat di Nduga, Papua.

Sejumlah mahasiswa memulai aksinya dengan menyalakan lilin di pertigaan Janti, Condongcatur, Depok, Sleman.

Baca juga: Jenazah Matius Palinggi Korban Penembakan KKB di Nduga Diterbangkan ke Toraja

"Hari ini, kita menggelar aksi solidaritas untuk memperingati hari HAM internasional," ujar perwakilan aksi solidaritas, Yasintus Olla (30), saat ditemui Kompas.com, Senin (10/12/2018).

Yasintus Olla menuturkan, selain memperingati hari HAM internasional, juga untuk menyikapi peristiwa penembakan di Nduga, Papua.

Penembakan tersebut menyebabkan beberapa pekerja pembangunan jembatan Trans Papua meninggal dunia.

"Kita mengajak teman-teman mahasiswa, lintas etnis, lalu teman-teman lintas agama, melakukan aksi solidaritas menyikapi peristiwa yang terjadi di Papua," ungkap dia.

Menurut dia, pihaknya mengecam keras terhadap aksi kekerasan para pekerja pembangunan jembatan Trans Papua.

Pihaknya juga meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas aksi kekerasan di Nduga, Papua.

"Iya, ada salah satu korban yang dulu kuliah di Yogyakarta, namanya Emanuel Beli Naikteas Bano," ungkap dia.

Sementara itu, salah satu inisiator aksi, Ermalindus Albinus Joseph Sonbay mengatakan, peristiwa penembakan pekerja di Nduga, merupakan pelanggaran HAM berat.

"Dari kami solidaritas ini untuk mengatakan bahwa (kejadian di Nduga) merupakan pelanggaran HAM berat," urai dia.

Dia menyebut, Emanuel Beli Naikteas Bano berada di Nduga, Papua, untuk bekerja. Emanuel juga bukan anggota militer.

Baca juga: Matius Palinggi Tewas Dibunuh KKB di Nduga dengan Sajam dan Senjata Api

"Emanuel dan teman-temannya itu di sana berkarya, dia (Emanuel) itu 100 persen sipil. Dia hidup di Yogya itu hampir 13 tahun, kuliah dan sempat buka cafe juga," sebut dia.

Emanuel Beli Naikteas Bano, lanjut dia, bekerja di PT Istaka Karya kurang lebih satu tahun tiga bulan. Ia bertugas sebagai pengawas di kantor lapangan.

Ermalindus mengaku sempat satu kontrakan dengan Emanuel Beli Naikteas Bano. Ia mengenal Emanuel Beli Naikteas Bano sebagai sosok yang baik dan tidak pernah marah.

"Selama berinteraksi, kami sama-sama dikontrakan, almarhum itu tidak pernah marah. Mudah bergaul dengan teman maupun masyarakat sekitar, karakteristiknya itu sangat Jawani," ujar dia.

Kompas TV Biro SDM Polda Papua melakukan pemulihan trauma atau trauma healing kepada dua pekerja yang dapat lolos dari serangan kelompok bersenjata di kabupaten Nduga, Papua. Dua pekerja proyek Transpapua menjalani pemulihan trauma di biro s-d-m Polda Papua. Sebelumnya tiga pekerja pembangunan Puskesmas dan sekolah di distrik Yigi sudah dipulangkan ke keluarganya di Jayapura setelah menjalani masa pemulihan pasca trauma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com