Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau masih berupaya mengidentifikasi para korban yang ditemukan tewas mengapung di perairan Selat Malaka.
Petugas medis mengalami kesulitan identifikasi karena jasad korban sudah rusak.
"Kami kesulitan melakukan identifikasi, karena kondisi tubuh korban sudah membusuk lanjut, kemudian minimnya data antemortem (pengumpulan riwayat dan data jenazah korban kecelakaan atau bencana)," ucap Supriyanto.
"Saat ini ada enam jenazah yang sedang kami identifikasi. Dua sudah teridentifikasi bernama Mimi Dewi (32) dan Ujang Chaniago (48). Keduanya warga asal Sumatera Barat (Barat), dan sudah dijemput pihak keluarga," kata Kompol Supriyanto pada Kompas.com, Senin (3/12/2018).
Baca Juga: Delapan Jenazah di Selat Malaka Diperkirakan Sudah Mengapung 1 Minggu
Saat ini sudah ada 3 keluarga korban yang datang ke RS Bhayangkara untuk menentukan identitas korban.
"Berarti sekarang ada 5 jenazah lagi yang belum ada data antemortem maupun postmortem," kata Kompol Supriyanto.
Untuk itu, bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya, bisa melapor ke RS Bhayangkara Polda Riau, di Jalan Kartini, Pekanbaru.
"Kami mengimbau, mungkin ada yang merasa kehilangan anggota keluarga, segera melaporkan diri untuk dilakukan pendataan antemortemnya. Karena RS Bhayangkara Polda Riau telah membuka posko postmortem-nya," tambahnya.
Seperti dikeahui, 9 mayat ditemukan mengapung di Perairan Selat Malaka wilayah Desa Pambang, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau.
Baca Juga: Tim DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah yang Ditemukan di Selat Malaka
Pihak kepolisian Polda Riau terus menyelidiki kasus penemuan sembilan mayat di Perairan Selat Malaka. Polisi juga belum bisa memastikan apakah jasad-jasad tersebut merupakan korban kecelakaan kapal atau tidak.
Tim penyidik Indonesia dan Malaysia juga sedang melakukan penyelidikan.
"Kalau diduga kapal tenggelam, petugas belum menerima laporan. Saat ini petugas mendalami keterangan keluarga korban yang teridentifikasi," sebut Sunarto.